Dia duduk di ujung jalan, sesekali melebarkan senyum berharap orang-orang melirik padanya dan dengan sekejap mata wajah memelaspun akan terlihat disana. Sembari tangan kanan terjulur untuk meminta sedikit belas kasih. Dia akan selalu ada di setiap sudut lampu merah, sebuah jalan yang sama setiap kali "rumah" memanggil untuk pulang. Dia akan selalu ada disana, hingga senja hilang dari pandangan mata.
Dia selalu membawa koran, berteriak seolah semua orang akan mendengarkan. Berjalan dari satu pengemudi ke pengemudi lainnya. Memperlihatkan koran yang ada di tangannya, berusaha menarik perhatian orang-orang yang dia temui dengan headline news pada koran yang ia pegang. Rambut panjang yang terlihat tidak begitu hitam lagi, sudah pasti matahari membakar rambut itu hingga terlihat tidak seperti rambut orang pada umumnya. Dia kadang di lampu merah, juga kadang di tempat-tempat yang ramai. Dia selalu menunggu seseorang mengeluarkan lembaran dari dompet mereka lantas menukarnya dengan koran yang dia pegang. Dia akan selalu terlihat di beberapa titik jalan.
Dia selalu membawa kendaraan roda tiga dengan daya tampung yang cukup besar. Bawaannya selalu saja berat setiap harinya. Kendaraan yang dia punya pun hasil modifikasi agar barang bawaannya bisa penuh untuk ditukar dengan beberapa lembar uang. Dia akan selalu mengambil barang-barang yang terbuang namun masih bisa digunakan. Dia selalu beristirahat di bawah pohon ketika lelah menghampirinya, membuka sebungkus nasi yang hanya ada tempe dan tahu juga sambel didalamnya. Lahap, itu yang terlihat siang hari. Dia bekerja hingga malam, hingga orang-orang telah terlelap lantas dia baru saja pulang.
Dia berdiri di gerbang sekolah menatap beberapa anak yang mengenakan seragam sekolah. Mereka hampir terlihat sama, bentuk tubuh juga mimpi mereka. Yang terlihat berbeda hanya tas yang ada di punggung mereka. Dia menggunakan sebuah karung beras dengan sebuah tongkat pengait. Sesekali dia tersenyum lalu pergi dengan hembusan napas yang begitu panjang. Ada sebuah tekanan yang dia simpan di dirinya. Sebuah beban yang tidak mampu dia ucapkan. Dia akan selalu terlihat di beberapa tempat.
Mereka ada. Bukan karena mereka mau, tapi karena melalui mereka Tuhan mengajarkan kita akan satu hal "BERBAGI". Dari mereka kita belajar "SEDEKAH". Dari mereka juga kita belajar "BERUSAHA". Dari mereka juga kita belajar "MENGUBAH". Apa yang kita bagi? Bisa kita berbagi "ILMU", bisa kita berbagi "KASIH SAYANG", bisa kita berbagi "TAWA", bisa pula kita berbagi "UANG". Banyak hal yang kita dapatkan dari orang-orang yang selalu dianggap remeh juga dianggap sampah. Padahal pada umumnya sampah bisa begitu menghasilkan banyak kan?
Coba bayangkan jika kehidupan tanpa mereka, semua orang akan berlaku "SOMBONG", tidak akan ada manusia "BESAR HATI", dan tidak akan ada manusia "DERMAWAN" karena mereka berfikir "MEREKA PUNYA HARTA SAMA SEPERTIKU". Mereka akan berfikir "UNTUK MEMBANTU ORANG YG JUGA BERLIMPAH HARTA?" lantas Bumi ini akan di huni oleh mereka yang begitu "TINGGI HATI".
Pantaskah kita melihat mereka sebelah mata? Memandang mereka dengan tatapan penuh kesombongan dengan apa yang dimiliki sementara mereka hanya memiliki sebagian dari apa yang kita punya. Kita belajar dari mereka tentang "IKHLAS", sebuah pelajaran yang tidak diajarkan disekolah. Sebuah pelajaran yang tidak ternilai harganya. Lantas kenapa masih malas untuk berbagi "ILMU" dengan mereka?
Kita belajar "BERUSAHA" dari mereka, sebuah praktek hidup yang jarang kita jumpai disekolah. Lantas kenapa masih malas untuk berbagi dengan mereka? Lalu, kita juga belajar "SEDEKAH" melalui mereka, sebuah kegiatan yang jarang kita lakukan sebelumnya. Lantas, kenapa kita masih pelit untuk mengeluarkan setengah dari apa yang kita dapat?
Jawabannya cuma satu, karena kita masih belum "BERUBAH" sepenuhnya.
Mereka ada untuk sebuah alasan yang tidak di jelaskan Tuhan. Mereka ada untuk penyeimbang kehidupan kita. Mereka ada untuk mengubah persepsi tentang kehidupan. Mereka selalu ada di sudut jalan, jadi ketika bertemu mereka sering-seringlah berterima kasih. Terima kasih dengan cara kalian masing-masing. Karena di balik ucapan "TERIMA KASIH" kalian, akan selalu ada "DOA" untuk kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar