Makassar,
19 September 2013
Untukmu
Dua Huruf Vocal Yang Diapit Tiga Konsonan...
Selamat malam si
penyuka senja, yang selalu menulis puisi ketika senja datang. Yah, kamu yang
mungkin sedang menanti sebuah hal baru yang lama kamu tunggu. Kamu yang sedang
sibuk menyelesaikan apa yang kamu mulai ketika lulus SMA. Kamu yang sekarang
sibuk dan tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk bercanda dengan anak-anak
di satu komunitas tempat kita bertemu. Kamu yang mungkin juga telah menemukan
sosok wanita yang begitu kamu sukai. Dan kamu yang memiliki senyum yang begitu
tulus. Dua huruf vokal yang diapit tiga konsonan, begitu aku menyebutmu.
Masih ingat
pertama kali kita bertemu? Aku rasa kamu sudah lupa. Lagi-lagi dunia maya, ya
selalu di dunia maya suatu pertemuan yang tidak biasa terjadi padaku. Alih-alih
menemukan teman dengan kesukaan yang sama juga beberapa hal yang sama aku
justru jatuh hati padamu. Padamu yang tidak pernah melirik kepadaku. Itu kamu,
yang duduk di malam itu tampak akrab berbicara satu sama lainnya membahas
tentang rencana menyenangkan anak-anak diwaktu libur mereka. Sesekali
menanggapi candaan temanmu.
Malam itu aku
tidak hentinya mencuri pandang padamu, hanya untuk melihat sosok yang akhirnya
aku temui setelah beberapa bulan hanya tahu dia ada di dunia maya. Sayangnya
malam itu penerangan begitu remang, aku hanya ingat baju yang kamu kenakan. Juga
ingat, kamu masih mengingatku dan pamit padaku. Jika saja aku Charles Xavier,
akan aku bekukan sebentar waktu dan menatap lama wajah itu. Sayang, kacamata
yang ku gunakan ketika itu tidak lagi pas dengan mata ini. Yang ku ingat hanya
senyummu ketika hendak pamitan. Ya, senyum yang selalu ku ingat hingga ini. Maaf
karena tiba-tiba aku menjadi melankolis seperti ini. Ada beberapa hal yang
ingin aku sampaikan sebelum aku merubah semuanya. Semua tentangmu.
Lalu, apa kamu masih
ingat juga hari dimana kamu meminta minuman kepadaku. Ya ampun, mana mungkin
kamu ingat. Aku masih sangat ingat. Hari itu kita dan beberapa teman baru saja
selesai mennghabiskan seharian waktu untuk membuat anak-anak tersenyum. Dan
sore hari masih terasa begitu panas. Kamu meminta minuman dari botol yang ku
minum. Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi waktu amat menyenangkan. Aku bahkan
tidak berhenti tersenyum sepanjang hari dan besok paginya jika mengingat
semuanya. Dan sejak itu juga kamu makin berarti untukku. Jika saja botol itu
kembali padaku, dia akan terus ada dikamarku tanpa berpindah ke tempat sampah.
Hmm, kamu juga
ingat tidak ketika pertama kali aku meminjam barang darimu. Rasanya benar-benar
senang, sangat senang. Barang itu selalu aku bawa kemanapun aku pergi. Ia tidak
lepas dari dalam tasku. Beberapa hari barang itu di rumahku, aku selalu
tersenyum bodoh jika melihatnya, seolah kamu yang sedang aku perhatikan dari
jarak yang begitu dekat. Bahkan sempat ingin menahan barang itu lebih lama lagi
di rumahku, hanya agar aku tahu kamu ada disekitarku. Tapi lagi-lagi seorang
temanmu justru datang dan mengambilnya lagi. Ketika ia kembali padamu aku
menitipkan sebuah gantungan kunci pada temanmu. Sebuah inisial yang rencananya
ingin aku berikan sendiri, tapi tidak pernah ada keberanianku untuk
memberikannya.
Tapi sayang,
tidak lama karena suatu hal gantungan kunci itu kembali aku minta. Bukan tidak
ingin memberikannya padamu hanya saja aku terlalu malu memberikan barang yang
ku buat sendiri. Bahkan jika diberi harga gantungan itu hanya akan seharga
15.000, dan kata seorang teman yang berusaha membuatku tidak menyukaimu lagi,
kamu itu matre dan hanya suka pada wanita yang seksi yang cantik, dan bla bla
bla. Aku berusaha tidak mempercayainya, namun dia menjelaskan dengan detail
tentangmu. Tentang semua hal buruk yang dia dapat dari sahabat baikmu semasa
SMA. Dan tebak apa yang aku lakukan? Aku bahkan tidak peduli, aku masih
menyukaimu. Hanya sedikit kecewa. Tapi kamu tetap menjadi favoritku.
Masih banyak
yang aku ingat tentangmu. Dan mungkin kamu tidak mengingatnya. Atau memang
selama ini hanya aku yang begitu menyukaimu? Bukankah dari awal memang selalu
seperti ini. Hanya aku yang terlalu menyukaimu.
Aku minta maaf
untuk setiap hal kekanak-kanakan yang aku lakukan di dunia maya. Entah kenapa
menyukaimu kini begitu terasa berat. Terlalu menyakitkan, dan selalu saja
membuatku menangis. Maaf untuk setiap kata juga tingkah yang membuatmu seolah
dimusuhi, aku bukan memusuhi hanya ingin mendamaikan hati. Cara cepat melupakan
seseorang bukankah dengan tidak pernah melihat apapun yang berhubungan
dengannya, kan? Dan aku sedang melakukan itu. Tapi lagi-lagi, justru kamu
selalu menjadi daftar teraras di kolom search salah satu media sosialku. Aneh kan?
Betapa aku tidak bisa membuat diriku berhenti menyukaimu.
Maaf karena aku
kadang membayangkan kita duduk di satu kursi yang sama membahas tentang masa
depan, tentang hujan, juga tentang senja yang begitu kamu sukai. Aku
benar-benar minta maaf untuk setiap tindakan yang aku lakukan.
Hingga kemarin,
kamu memperlihatkan semuanya. Seorang wanita yang begitu cantik. Seorang wanita
yang terlihat begitu anggun. Sangat beda denganku yang terlalu kekanak-kanakan
dan yang selalu terlihat bodoh. Ya, beberapa orang menyebutku begitu dan
mungkin juga kamu salah satunya. Tapi tidak apa-apa, kamu bahagia dan aku
senang disini. Serius. Aku benar-benar senang akhirnya kamu menemukan orang
yang tepat yang akan kamu seriusi begitu kamu telah mapan duit. Seperti
ucapanmu setahun yang lalu kan?
Tapi tenang
saja, disini. Kamu tetap menjadi favorit aku. Kamu tetap menjadi yang terbaik
yang Tuhan pernah tuliskan. Kamu tetap menjadi hal luar biasa dalam kehidupan
biasaku. Dan tenang saja, disini, doa untukmu tidak akan terputus pada-Nya. Dalam
setiap sujud akan terus ada namamu. Tidak apa-apa jika aku hanya bisa melihatmu
dari kejauhan, selama kamu tetap tersenyum dengannya, aku akan baik-baik saja. Hanya
jika suatu saat dia membuatmu terluka, aku akan selalu ada disana. Menunggu
kamu datang dan mulai bercerita, lalu aku akan membuatmu tertawa dan kamu boleh
kembali dengannya.
Aku benar-benar
menyukaimu, dua huruf vokal yang diapit tiga konsonan...
Dan sekarang,
kuharap kebahagiaan selalu menghampirimu. Hanya itu yang aku inginkan, kamu
tetap tersenyum, tertawa, dengan siapapun kamu. Karena menyukaimu cukup dengan
melihatmu bahagia.
Kuharap suratku
tidak membuatmu mual atau muntah. Ini surat yang sudah lama ingin ku tulis
untukmu, namun baru bisa sekarang. Tetaplah menjadi manusia besar hati yang
begitu mengagumkan. Karena kamu begitu berarti untukku. Kamu tahu dimana kamu
bisa membalas suratku ini. Jika saja kamu mau tentunya.
Best Regards...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar