Agustus 10, 2013

Jawaban-jawaban Itu

     "Ada apa dengan saya?" 
   "Menurutmu ada apa? Jika seperti ini terus kamu benar-benar terlihat bodoh! Bukankah dulu kamu bilang, cukuplah Allah yang ada di hati kamu?"
     Suara-suara itu makin terdengar jelas memecah keheningan malam. Suara jangkrik juga suara katak yang riang dibawah hujan justru tertutupi dengan suara itu. "Adakah yang salah dengan diri ini?" Sebuah pertanyaan yang terulang beribu kali. Memenuhi setiap rongga di kepala dan membuat semakin menjenuhkan hidup ini.
     "Saya. Apa ada yang salah denganku, Tuhan?"
    "Jika Tuhan bisa menjawab DIA akan berkata "TIDAK" arini. Tidak ada yang salah denganmu. Hanya ada beberapa waktu yang tidak seharusnya kamu masuk didalamnya."
     Langit punya pelengkap di malam dan di pagi hari. Jika Matahari terlalu terik, angin yang memainkan perannya agar sejuk. Jika Hujan hendak turun, Teduh yang memainkan perannya untuk menunjukkan hujan akan turun. Jika Hujan telah usai, akan ada pelangi yang muncul sebagai tanda Hujan baru saja mengunjungi kita. Dan saat malam hari, bintang dan bulan ikut memainkan perannya membuat langit terlihat lebih baik.
     "Tidakkah Tuhan mempertemukan kita pada satu orang agar kita belajar? Belajar untuk berbuat baik, belajar untuk menjadi baik. Tapi giliran saya kenapa malah seperti ini?"
     "Jangan mengeluh Arini. Kamu pernah menghadapi yang lebih buruk dibanding ini dan kamu tidak menyerah. Apa sekarang kamu menyerah pada satu kondisi yang bahkan bisa dengan mudah kamu lalui? Bukankah seperti katamu 'Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendirian. Tidak pula kamu.'"
     Bijaksana didalam, kuat didalam namun rapuh di luar. Seperti sebuah pohon yang berumur begitu lama. Di luar ia tampak kuat namun dari dalam ia mulai rapuh. Rasa sakit yang membuat kita belajar, kenangan yang membuat kita tetap hidup. Ku pikir itu semua salah. Bukan rasa sakit yang membuat kita belajar, melainkan proses dari rasa sakit itu. Rasa sakit justru membuat kita makin kuat. Lalu kenangan. Bukan kenangan yang membuat kita hidup melainkan nafas. Kenangan hanya membuat orang-orang yang pernah mampir di kehidupan kita tetap hidup. Itu konsep dari rasa sakit dan kenangan yang ku pahami.
     "Kamu percaya pada takdir? Adakah takdir yang bisa di rubah?"
  "Kamu tidak dapat mengubah takdir yang di tetapkan Allah. Namun, kamu masih bisa mengusahakan nasib yang belum kamu tahu kedepannya. Apa yang kamu harapkan dari kehidupanmu yang sekarang Rin?"
     "Aku tidak mengharap apa-apa. Aku hanya ingin seperti orang-orang pada umumnya. Mereka yang tertawa karena bahagia bukan karena pura-pura bahagia. Mereka yang bebas menentukan langkahnya tanpa aturan yang mengekang. Aku hanya ingin seperti itu."
     "Allah sudah mengatur kehidupanmu sedemikian baiknya Rin. Dia mempertemukanmu pada setiap orang yang berbeda agar kamu belajar dari mereka. Seperti yang pernah kamu katakan ketika kecil dulu, "Bagiku masalah yang bisa membuatku menangis hanya ketika ayah dan ibu hampir pisah." Dan sekarang Allah memberimu masalah agar kamu tumbuh dewasa. Hidupmu cukup bahagia bukan sekarang?"
     Bahagia. Bagaimana kita tahu, kehidupan kita telah bahagia sekarang ini? Adakah tolak ukur untuk mengetahuinya? Tertawa lalu tersenyum sepanjang hari apa menandakan kita bahagia? Jika kebahagiaan bisa diukur, berapa nilai kebahagiaan itu? Jika saja uang bisa membeli sebuah kebahagiaan, mungkin akan ada beberapa orang yang antri di bagian paling depan untuk membelinya.
     "Dia (Cinta) yang selalu ku perbincangkan dengan Allah, Apakah juga memperbincangkan aku dengan-Nya?"
     "Berdoalah untuk jodohmu. Maka jodohmu juga akan mendoakanmu. Apa yang terjadi dalam kehidupanmu sedikit banyak berkat doa dari Jodohmu. Jangan terlalu khawatir tentangnya, jika Allah menghendaki dia akan bersama denganmu, arini. Tersenyumlah, Allah menyayangimu lebih dari yang kamu tahu."
     "Lalu apa yang harus aku lakukan?"
     "Ketika kamu khawatir tentangnya, bicara sama Allah minta DIA menjaganya. Ketika kamu gelisah akan satu hal, Baca Al-Quran dengan khusyuk maka hatimu akan tenang. Jika suatu ketika kamu merindukan, cukup angkat kedua tanganmu dan minta pada Allah agar DIA yang menyampaikannya. Jika kamu ada masalah cari Allah, ketuk pintu rumahnya dengan sujudmu. Jika kamu ingin menangis karena suatu hal, Menangislah di pangkuan Allah. Jika dia belum bisa kamu miliki, Itu artinya Allah tengah mempersiapkan seseorang untukmu. Kamu tinggal memantaskan diri untuk calon dari Allah. Jangan berhenti berdoa, jangan berhenti meminta. Jangan putus doa ketika selesai sholat, dimanapun kamu teruslah berdoa. Allah melihat umat-Nya yang bersungguh-sungguh. Jika kamu melakukan semua hal untuk Allah maka Allah akan mencintaimu, Bukankah di cintai Allah adalah hal yang paling membahagiakan di dunia ini?"
     Awan seolah berjalan, menjawab semua pertanyaan yang kadang tidak terpikirkan lebih dahulu. Jika saja Allah bisa berbicara mungkin semua jawaban-Nya atas pertanyaan umat-Nya akan terlihat di setiap lembaran awan putih yang ada di langit. Bukan Tuhan tidak menjawab setiap pertanyaan kita, tapi DIA sedang mengajarkan kita untuk mandiri. Mencari tahu sendiri jawabannya. Betapa Tuhan menyayangi kita bukan? Subhanallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar