Malam ini Sirius kembali muncul,
entah sejak kapan dia seolah memanggilku kembali untuk menjadi mata-mata
hebatnya. Yeah, Nama Shirarius dalam surat-surat yang selalu aku kirim ke
langit kembali ku gunakan. Dua minggu ini Shirarius kembali menulis, kembali
mengirimkan kabar-kabar seputar apa yang di lakukan para Penghuni Daratan di
BUMI Penguasa Langit tercinta. Yah, selayaknya seorang sahabat Sirius makin
sering tersenyum padaku ketika aku melakukan hal yang baik.
Kalian bertanya bagaimana aku tahu
sebuah Bintang di Langit bisa tersenyum? Itu gampang, jika sinarnya terlihat
lebih terang itu artinya dia senang dan sedang tersenyum pada kalian. Namun
jika cahayanya redup atau bahkan tidak terlihat sama sekali artinya kalian baru
saja melakukan salah. Seperti yang biasa Sirius lakukan ketika aku berbuat
salah. Dia tidak mau menemuiku selama beberapa hari. Aneh. Ya, beginilah
seorang penulis Pengkhayal. Jika bukan orang aneh seorang calon penulis
tidak akan menjadi penulis.
Seperti janjiku pada Penguasa Langit
malam ini, tidak akan lagi. Yah, ini masih seputar kamu. Kamu yang selalu saja
ku sebut dalam doa. Dan janji itu tidak akan aku langgar.
Janji untuk tidak lagi mengejarmu,
tidak lagi menyukaimu. Bukan karena rasa suka itu hilang, tapi sebanyak apapun
rasa suka itu, hanya aku saja yang begitu menikmatinya. Mungkin juga karena
dalam dunia nyata atau pun mimpi, kamu selalu membuatku menangis. Sebenarnya
baik juga kalau ada jadwal nangis setiap minggunya, ngeluarin racun sekaligus
melegakan hati. Konsepku jika menangis seperti itu.
Lord,
I’m doing all I can to be a better girl, itu yang
sedang aku lakukan sekarang. Berusaha menjadi lebih baik lagi dalam segala hal.
Jika tipemu seorang wanita tanpa kerudung berarti itu bukan aku. Jika tipemu
seorang wanita berkerudung dan suka dandan, itu juga berarti bukan aku. Jika
lagi-lagi tipemu seorang wanita berkerudung dan bergelar seorang dokter, jelas
saja itu bukan aku. Lalu, jika tipemu seorang wanita berkerudung yang suka
menambahkan ornamen di hijabnya agar terlihat menarik, itu berarti juga bukan aku.
Seorang teman pernah berkata padaku,
“Kejar cinta Allah, Rin. Semakin kamu mengejar cinta seseorang di dunia maka
Allah akan semakin jauh.” Dan itu yang sedang aku lakukan sekarang. Menjadi
wanita dengan hijab layaknya hijab yang disebutkan dalam Al-Quran. Tidak
perlulah aku menyebutkan ayatnya, semua wanita muslim pasti tahu surah itu.
Lalu, beberapa minggu kemarin aku
akhirnya tahu. Semua hal yang aku lakukan untukmu hanya berakhir di tempat
sampah. Ya, TEMPAT SAMPAH! Bukankah itu hal yang menyenangkan? Kotor itu kan
baik, kata iklan RINSO. Kehilangan satu followermu juga friend di media
sosialmu pastilah tidak apa-apa untukmu. Dia hanya seorang bodoh yang setiap
paginya berharap ada kabar darimu. Ya, ada kalanya menyukai itu menyedihkan.
Kita masih di bawah langit yang
sama, di bumi yang sama. Jika kamu begitu menginginkan seseorang di belahan
bumi lainnya. Aku disini akan membantu berbicara pada-Nya. Karena sekarang aku
tahu, hanya dengan kamu bahagia aku bisa ikut senang. Jadi aku titip rindu ini,
cinta ini pada Allah. Jika kelak dia siap, biarkan dia datang dan menemuiku
dengan sendirinya tanpa perlu aku kejar. Jika kelak dia siap, akupun siap
dengan restu Allah.
Mungkin seperti ini keinginan Tuhan
mempertemukan kita. DIA ingin aku belajar menjadi lebih baik darimu. Dan itu
berhasil. Sekarang giliranku membalas semua kebaikanmu. Segala yang kamu
inginkan akan aku sampaikan pada-Nya. Dengan begitu kita impas kan? Kamu
bahagia dengan pilihanmu, dan aku bahagia dengan pilihan-Nya. Tapi tenang saja,
kamu akan selalu jadi favoritku. Dua huruf Vocal yang diapit tiga huruf
Konsonan “... a .... a ...” Si Jendral yang besar hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar