Agustus 18, 2013

TANPA JUDUL


        Malam ini Sirius kembali muncul, entah sejak kapan dia seolah memanggilku kembali untuk menjadi mata-mata hebatnya. Yeah, Nama Shirarius dalam surat-surat yang selalu aku kirim ke langit kembali ku gunakan. Dua minggu ini Shirarius kembali menulis, kembali mengirimkan kabar-kabar seputar apa yang di lakukan para Penghuni Daratan di BUMI Penguasa Langit tercinta. Yah, selayaknya seorang sahabat Sirius makin sering tersenyum padaku ketika aku melakukan hal yang baik.
       Kalian bertanya bagaimana aku tahu sebuah Bintang di Langit bisa tersenyum? Itu gampang, jika sinarnya terlihat lebih terang itu artinya dia senang dan sedang tersenyum pada kalian. Namun jika cahayanya redup atau bahkan tidak terlihat sama sekali artinya kalian baru saja melakukan salah. Seperti yang biasa Sirius lakukan ketika aku berbuat salah. Dia tidak mau menemuiku selama beberapa hari. Aneh. Ya, beginilah seorang penulis Pengkhayal. Jika bukan orang aneh seorang calon penulis tidak akan menjadi penulis.
         Seperti janjiku pada Penguasa Langit malam ini, tidak akan lagi. Yah, ini masih seputar kamu. Kamu yang selalu saja ku sebut dalam doa. Dan janji itu tidak akan aku langgar.
       Janji untuk tidak lagi mengejarmu, tidak lagi menyukaimu. Bukan karena rasa suka itu hilang, tapi sebanyak apapun rasa suka itu, hanya aku saja yang begitu menikmatinya. Mungkin juga karena dalam dunia nyata atau pun mimpi, kamu selalu membuatku menangis. Sebenarnya baik juga kalau ada jadwal nangis setiap minggunya, ngeluarin racun sekaligus melegakan hati. Konsepku jika menangis seperti itu.
        Lord, I’m doing all I can to be a better girl, itu yang sedang aku lakukan sekarang. Berusaha menjadi lebih baik lagi dalam segala hal. Jika tipemu seorang wanita tanpa kerudung berarti itu bukan aku. Jika tipemu seorang wanita berkerudung dan suka dandan, itu juga berarti bukan aku. Jika lagi-lagi tipemu seorang wanita berkerudung dan bergelar seorang dokter, jelas saja itu bukan aku. Lalu, jika tipemu seorang wanita berkerudung yang suka menambahkan ornamen di hijabnya agar terlihat menarik, itu berarti juga bukan aku.
            Seorang teman pernah berkata padaku, “Kejar cinta Allah, Rin. Semakin kamu mengejar cinta seseorang di dunia maka Allah akan semakin jauh.” Dan itu yang sedang aku lakukan sekarang. Menjadi wanita dengan hijab layaknya hijab yang disebutkan dalam Al-Quran. Tidak perlulah aku menyebutkan ayatnya, semua wanita muslim pasti tahu surah itu.
            Lalu, beberapa minggu kemarin aku akhirnya tahu. Semua hal yang aku lakukan untukmu hanya berakhir di tempat sampah. Ya, TEMPAT SAMPAH! Bukankah itu hal yang menyenangkan? Kotor itu kan baik, kata iklan RINSO. Kehilangan satu followermu juga friend di media sosialmu pastilah tidak apa-apa untukmu. Dia hanya seorang bodoh yang setiap paginya berharap ada kabar darimu. Ya, ada kalanya menyukai itu menyedihkan.
            Kita masih di bawah langit yang sama, di bumi yang sama. Jika kamu begitu menginginkan seseorang di belahan bumi lainnya. Aku disini akan membantu berbicara pada-Nya. Karena sekarang aku tahu, hanya dengan kamu bahagia aku bisa ikut senang. Jadi aku titip rindu ini, cinta ini pada Allah. Jika kelak dia siap, biarkan dia datang dan menemuiku dengan sendirinya tanpa perlu aku kejar. Jika kelak dia siap, akupun siap dengan restu Allah.
            Mungkin seperti ini keinginan Tuhan mempertemukan kita. DIA ingin aku belajar menjadi lebih baik darimu. Dan itu berhasil. Sekarang giliranku membalas semua kebaikanmu. Segala yang kamu inginkan akan aku sampaikan pada-Nya. Dengan begitu kita impas kan? Kamu bahagia dengan pilihanmu, dan aku bahagia dengan pilihan-Nya. Tapi tenang saja, kamu akan selalu jadi favoritku. Dua huruf Vocal yang diapit tiga huruf Konsonan “... a .... a ...” Si Jendral yang besar hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar