Mei 29, 2013

Teruntuk Adik-Adik Di Tulang Bawang Barat

Surat Inspirasi, Semoga :)
Assalamu’alaikum wr wb
            Salam semangat juga senyum semangat untuk adik-adik semua. Perkenalkan nama saya Arini Lestari Aris. Saya biasa dipanggil Arini, Arin, Rini, Rin, dan Tari. Teruntuk kalian adik-adik penerus bangsa, kalian boleh memanggil saya dengan sebutan “Kakak” tentunya dengan menaruh nama saya yang kalian sukai di belakang kata kakak. Juni, 28 nanti kakak berumur 24 tahun, lumayan cukup berumur kan, atau bisa dibilang mendekati kata “TUA” hehehehe.
            Sekarang kakak sudah bekerja juga sambil kuliah, semester 3 program magister. Adik-adik juga pasti masih semangat kan dalam bersekolah? Kita sama-sama belajar tapi dalam tingkat yang berbeda. Kalian banyak belajar berhitung dan membaca, sementara kakak banyak berhitung dan menghafal, juga praktek. Oh iya kakak bekerja sebagai akuntan amatir di salah satu perusahaan milik Bapak Jusuf Kalla. Kerjaan kakak banyak berhubungan dengan angka dan computer. Setiap hari kakak berhadapan dengan milyaran jumlah uang, menghitungnya dengan hati-hati. Jika terdapat selisih angka dalam kerjaan kakak, maka seketika kakak akan berubah menjadi detektif, menelusuri setiap angka dan menemukan selisihnya. Yah, kadang kakak harus berimajinasi sedikit agar tidak bosan dengan kerjaan kakak.
            Apa ada diantara kalian yang suka dengan angka atau suka dengan detektif? Buat kalian yang suka dengan matematika, kalian harus coba bidang ini. Selain menjadi seorang akuntan, kakak juga bercita-cita menjadi penulis, Dosen, dan juga bercita-cita untuk mendirikan sebuah sekolah. Kalian pasti bertanya-tanya “bagaimana mungkin meraih cita-cita yang begitu banyak?’
            Adik-adikku di Tulang Bawang Barat Lampung. Jika sempat pertanyaan diatas terlintas di benak kalian, jawabannya Cuma satu “BISA”. Siapapun didunia ini bisa meraih cita-cita juga impian mereka. Siapapun itu. Kakak akan menceritakan satu kisah, semoga bisa menginspirasi adik-adik. Dulu, ada seorang anak laki-laki yang lahir dari keluarga yang begitu sederhana. Sehari-hari dia menghabiskan waktu luangnya dengan menggembala sapi milik tetangganya. Uang hasil menggembala itu dia gunakan untuk menambah biaya sekolahnya. Anak laki-laki itu setiap kali menggembala sapi, dia tidak pernah lepas dari buku pelajarannya. Kapanpun ada waktu luang dia gunakan untuk belajar. Istilahnya menggembala sambil belajar. Semangat untuk belajar itu setiap hari makin bertambah seiring dengan cita-citanya membahagiakan keluarganya dengan membeli sebuah rumah yang layak huni dan bekerja sebagai Dosen. Karena semangat untuk meraih impian atau cita-cita itu kini anak laki-laki itu telah berhasil mendapatkan apa yang dia cita-citakan. Sebuah rumah dan sebuah pekerjaan, tentunya menjadi Dosen.
            Adik-adik di Tulang Bawang Barat, Kakak harap adik-adik terus belajar terus bercita-cita. Kakak dan juga kalian masih akan terus mengejar cita-cita kita. Jangan pernah menyerah untuk impian yang telah kalian bangun. Tuhan selalu bersama dengan mereka yang benar-benar berusaha. Kakak, adik-adik Tulang Bawang Barat, juga anak-anak jalanan di kota tempat kakak tinggal kelak akan bertemu ketika cita-cita telah kita raih. Jangan takut untuk bermimpi tinggi, sebab Presiden Obama saja bisa seperti sekarang hanya berawal dari sebuah mimpi. Yang harus adik-adik takuti adalah ketika adik-adik tidak lagi bisa bermimpi.
            Oh iya kakak lupa bilang kakak punya hobi menulis dan menggambar. Sebagai kado untuk kalian, kakak buatkan satu tulisan juga sebuah buku untuk kalian. Tetap belajar, tetap bercita-cita, dan tetap semangat untuk meraihnya.


 Regards,

Arini L. Aris


Poem For them

Tidak ada komentar:

Posting Komentar