“Bagaimana?” dan “Siapa?” selalu
menjadi dua awalan kalimat tanya yang memenuhi kepala beberapa bulan ini. Jujur
saja, setiap kali kalimat ini dilontarkan hati, saya bingung bagaimana
menjawabnya. Tapi ketika satu perrtanyaan itu saya lontarkan kepada seorang teman,
dia mengatakan seperti ini, “Niat kamu awalnya bagaimana?”
Ya, sebuah pertanyaan kembali
terulang. Pertanyaan yang bahkan kembali membuat otak saya bertanya pada hati.
Logika dan Hati memang selalu bertentangan dalam beberapa hal. Dilogika ada
setitik ‘gengsi’ dan di hati ada secercah ‘keikhlasan’. Dan diantara ‘gengsi’
dan ‘keikhlasan’ selalu timbul pertanyaan “Kamu yakin?”
Awalnya susah menjawab sebuah pertanyaan
yang dikatakan teman tadi, lalu beberapa hari saya berfikir pada akhirnya saya
tahu, “Niat awal saya untuk berbagi. Berbagi ilmu dengan mereka yang mungkin
masih kekurangan. Membuat mereka tertawa dan menyadari bahwa kehidupan tidak
selalu harus membuat mereka menyerah.” Itu yang saya katakana ketika waktu
sholat kembali mempertemukan saya dan seorang teman itu.
Sambil tersenyum, dia berkata “Kalau
niat kamu memang untuk melihat mereka baik, pinter. Maka kamu akan ikhlas
ketika kamu tidak lagi jadi guru mereka. Mereka hanya dititipkan sementara sama
kamu dan kamu harus tahu suatu saat DIA akan kembali menitipkan anak-anak hebat
itu pada orang hebat lainnya selain kamu.”
------------------------------------------------------oOo--------------------------------------------------
Sepenggal obrolan diatas hanya
sebuah cerita singkat yang begitu membuat sedikit sedih. Tidak aka nada satu
orang pun yang tidak akan merasa sedih ketika harus berpisah dengan orang-orang
yang sudah membuatnya merasa seperti menemukan rumahnya sendiri.
Pasukan Macca, mereka akan selalu
menjadi pasukan hebat di Negeri ini. Dari mereka saya belajar banyak, semangat,
impian, cita-cita. Mereka mengajarkan bagaimana keceriaaan itu, tertawa disaat
semua beban kehidupan mengganggu. Mereka mengajarkan saya tentang impian yang
terus mereka usahakan untuk mereka capai.
Mungkin mereka akan lupa, mungkin
juga mereka akan tetap mengingat. Tapi saya yakin, mereka tidak akan lupa untuk
terus meraih apa yang mereka inginkan, apa yang mereka cita-citakan. Kelak kita
akan bertemu lagi ketika impian kita masing-masing telah kita raih. Kalian
tetap yang terbaik yang Tuhan pernah berikan dalam kehidupan saya. Dan jika
kelak, Tuhan kembali mengizinkan, akan ada kalian di beberapa bab buku saya.
Kata salah satu favorit saya "Sampai Jumpa di tempat tertingi, Cita-cita."
![]() |
| Best capture |

Tidak ada komentar:
Posting Komentar