Maret 20, 2013

SAMPAI JUMPA DI TEMPAT LAIN

               “Bagaimana seandainya semuanya tiba-tiba hilang? Bagaimana jika apa yang kita harapkan tidak pernah bisa kita capai? Bagaimana jika semua yang kita pertahankan selama ini tiba-tiba tidak lagi bisa kita pertahankan? Siapa yang akan melanjutkannya? Bagaimana jika mereka lupa?”
            “Bagaimana?” dan “Siapa?” selalu menjadi dua awalan kalimat tanya yang memenuhi kepala beberapa bulan ini. Jujur saja, setiap kali kalimat ini dilontarkan hati, saya bingung bagaimana menjawabnya. Tapi ketika satu perrtanyaan itu saya lontarkan kepada seorang teman, dia mengatakan seperti ini, “Niat kamu awalnya bagaimana?”
            Ya, sebuah pertanyaan kembali terulang. Pertanyaan yang bahkan kembali membuat otak saya bertanya pada hati. Logika dan Hati memang selalu bertentangan dalam beberapa hal. Dilogika ada setitik ‘gengsi’ dan di hati ada secercah ‘keikhlasan’. Dan diantara ‘gengsi’ dan ‘keikhlasan’ selalu timbul pertanyaan “Kamu yakin?”
            Awalnya susah menjawab sebuah pertanyaan yang dikatakan teman tadi, lalu beberapa hari saya berfikir pada akhirnya saya tahu, “Niat awal saya untuk berbagi. Berbagi ilmu dengan mereka yang mungkin masih kekurangan. Membuat mereka tertawa dan menyadari bahwa kehidupan tidak selalu harus membuat mereka menyerah.” Itu yang saya katakana ketika waktu sholat kembali mempertemukan saya dan seorang teman itu.
            Sambil tersenyum, dia berkata “Kalau niat kamu memang untuk melihat mereka baik, pinter. Maka kamu akan ikhlas ketika kamu tidak lagi jadi guru mereka. Mereka hanya dititipkan sementara sama kamu dan kamu harus tahu suatu saat DIA akan kembali menitipkan anak-anak hebat itu pada orang hebat lainnya selain kamu.”

------------------------------------------------------oOo--------------------------------------------------
            
           Sepenggal obrolan diatas hanya sebuah cerita singkat yang begitu membuat sedikit sedih. Tidak aka nada satu orang pun yang tidak akan merasa sedih ketika harus berpisah dengan orang-orang yang sudah membuatnya merasa seperti menemukan rumahnya sendiri.
            Pasukan Macca, mereka akan selalu menjadi pasukan hebat di Negeri ini. Dari mereka saya belajar banyak, semangat, impian, cita-cita. Mereka mengajarkan bagaimana keceriaaan itu, tertawa disaat semua beban kehidupan mengganggu. Mereka mengajarkan saya tentang impian yang terus mereka usahakan untuk mereka capai.
            Mungkin mereka akan lupa, mungkin juga mereka akan tetap mengingat. Tapi saya yakin, mereka tidak akan lupa untuk terus meraih apa yang mereka inginkan, apa yang mereka cita-citakan. Kelak kita akan bertemu lagi ketika impian kita masing-masing telah kita raih. Kalian tetap yang terbaik yang Tuhan pernah berikan dalam kehidupan saya. Dan jika kelak, Tuhan kembali mengizinkan, akan ada kalian di beberapa bab buku saya.
              Kata salah satu favorit saya "Sampai Jumpa di tempat tertingi, Cita-cita."

Best capture

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar