Rasanya lama tidak lagi gue posting apapun di blog
gue (Sambil bersihin sarang laba-laba). Anyway, 2013 udah datang. Sebenarnya
sudah lama sih pengen posting ini. Sebagian hanya untuk mengenang, sebagian
biarlah untuk jadi pelajaran jika memang ada pelajaran didalamnya yang bisa
kita ambil.
Tahun 2012 bisa menjadi tahun terbaik ataupun
terburuk bagi siapa saja, tanpa terkecuali. Gue juga demikian. Kali ini gue
bilang tahun 2012 tahun terburuk lalu terbaik yang Tuhan berikan ke gue.
Januari
Tidak
ada yang special yang terjadi di bulan ini. Biasa saja. Gue masih sama-sama si
Arya. Gue masih senang, tapi sudah mulai ada tanda-tanda buruknya.
Februari
Ini
bulan terbaik yang Tuhan berikan ke gue dan keluarga. Seorang anggota keluarga
baru lahir dari rahim kakak pertama gue. Gue sebut bulan ini sebagai bulan
keajaiban, untuk gue dan keluarga gue. Ponakan pertama, rasanya jadi orang tua
akhirnya mampir. Seolah Tuhan baru saja berkata “Satu persatu impianku Aku
kabulkan.”
Maret
Hmm....
gue gak yakin gue mau cerita part of my life disini. Nothing special, gue masih
sama-sama si Arya. Ya, cowok bego yang terjebak dalam lingkaran kehidupan gue
yang tidak begitu penting.
April
Ya,
gue mulai ngerasa ada yang aneh sama Si gendut yang menggemaskan itu. Itu
panggilan gue ke Arya yang kebetulan memang bertubuh gemuk. Feeling itu selalu
lebih tajam dan selalu berkata benar.
Mei
Tuhan
menjawab doa gue. Kontrak kerja gue diperpanjang setahun. Great. Bulan ini
bulan terbaik juga yang Tuhan berikan. Arya, dia masih idup kok. Masih
senang-senang di Jakarta. Itu versi dia, gak tahu ya nyatanya gimana?
Juni
Gue
berharap gak pernah ada bulan Juni dalam kehidupan gue. Tottally this is the
bad month, bulan terburuk yang pernah ada. Finnaly gue tahu, bagaimana cara
ngomongnya ya? Seseorang yang kalian sayang tanpa ada rasa bersalah ngomong
gini, “Gue bakalan nikah.” Setelah selama beberapa bulan terakhir hubungan
kalian baik-baik saja. Bulan ini Si Arya minggat dari kehidupan gue. Dia
berhasil membuat gue benci tanggal 28 Juni. Dia juga berhasil membuat gue sakit
selama beberapa minggu. Ya, thanks a lot ya Si Gendut yang menggemaskan. You
still the best of the worst.
Juli
Aha....
Bulan ini lumayan lebih baik. Gue kenalan dengan seseorang. Ya, lagi-lagi dia
orang yang kurang beruntung yang dijatuhcintai sama gue. Namanya gak gue sebut
kan. Kita panggil saja dia “si penyuka hujan”. Kalau di twitter gue panggil dia
“Jendral”. Bukan karena dia seorang Jendral besar gue manggil dia jendral tapi
karena dia yang paling besar di antara beberapa anak kecil di foto kala itu.
Gue banyak belajar dari manusia besar hati yang satu ini, fiksi, juga
ketulusan. Thanks a lot ya J
Agustus
Ini
bulan terbaik untuk mama dan si Jendral. Mereka ulang tahun di bulan yang sama
dengan tanggal yang berbeda. Selain itu, gue gak tahu lagi bagaimana harus
bercerita.
September
Datar.
Gak ada yang special dibulan ini, semuanya sama. Si Jendral masih tetap jadi si
Jendral, si Arya makin menjauh. Ya iyalah.
Oktober
Hujan.
Mungkin itu yang bagus menggambarkan bulan ini. Kalau gue tidak salah ingat
sih. Soalnya kadang kala otak gue agak bengkok.
November
Gue
lupa sih tepatnya kapan. Bulan ini gue punya adik-adik baru, gue panggil mereka
dengan sebutan “STRONGER”. Ya, semua hal buruk yang nimpa gue beberapa bulan
terakhir hilang dengan hadirnya mereka. Semangat baru juga motivasi baru. Si
jendral masih pegang peranan penting disini.
Desember
Seperti
kata orang-orang. Waktu selalu memberi jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan
yang tidak penting dalam hidup. Desember bulan terakhir yang bisa gue tuliskan.
Bulan penutup untuk hal-hal yang lalu. Gue nutup buku soal Arya juga soal si
Jendral. Oh iya, satu hal lagi. Gue gak pernah bisa tutup tentang dia yang juga
selalu meninggalkan cerita ketika hujan. Namanya tidak akan gue sebut. Tapi
jika proyek fiksi gue berhasil mungkin dia akan muncul dalam beberapa bab.
Sekedar mampir untuk memberikan pelajaran kepada yang membacanya. Gue sebut ini
sebagai Tahun terbaik yang Tuhan berikan untuk gue, kalian, kalian dan mereka.
Kita hanya harus memaknai setiap detail kehidupan yang Tuhan berikan. Dengan
begitu kita tahu bahwa Tuhan selalu memperlihatkan yang terburuk ketika kita
justru menganggapnya sebagai yang terbaik. Begitulah cara Tuhan menjaga
umat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar