September 10, 2015

Pengingat Dan Mengingatkan

Ada perdebatan kecil antara aku dan orang yang begitu ku hormati siang ini. Aku dengan segala rasa simpatiku, dan dia dengan segala rasa membelanya untuk sesuatu hal yang aku mungkin jauh darinya. Tentang membela agama Allah, tentang tidak menyalahkan seorang muslim.

Bismillahirahmanirrahim...
Tulisan ini adalah sebagai pengingat untuk diri saya peribadi juga sebagai pengingat untuk teman-teman muslim dan muslimah. Apa yang hendak saya bagikan, adalah agar teman-teman lebih bijak dalam share berita-berita di media sosial.

Belakangan ini, di FB lagi ramai-ramainya di beritakan tentang seorang muslimah yang ketahuan melakukan dosa (Mohon maaf saya tidak menyebutkan jenis perbuatannya, ini untuk menjaga niat saya juga menjaga keluarga dan mbak muslimah itu juga). Sedikit yang ingin saya bagi buat teman-teman terutama teman-teman media yang selalu mengangkat berita seputar agama seseorang.



Tidak akan masuk surga orang yang suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain.” (Al-Bukhari).

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat … (QS. An-Nur: 19).

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujurat [49] :12).

Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Beberapa dalam Al-Quran di jelaskan bagaimana sebaiknya dalam menjaga aib saudara semuslim kita kan. Sejelek apapun pemberitaan yang kita baca tentang seseorang cukuplah kita yang tahu, cukuplah kita yang menyimpan, jangan sampai karena marah media membawa-bawa nilai agama di dalamnya kita ikutan share berita yang justru membuat kita membuka kesempatan lebih banyak orang tahu tentang aib orang lain.

Usai shalat ashar di masjid Quba, seorang sahabat mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta jamaah untuk menikmati hidangan daging unta di rumahnya. Ketika sedang makan, ada tercium aroma tidak sedap. Rupanya diantara yang hadir ada yang buang angin. Para sahabat saling menoleh. Wajah Rasulullah sedikit berubah tanda tidak senang. Maka tatkala waktu sholat maghrib hampir masuk, sebelum bubar, Rasulullah berkata: "Barangsiapa yang makan daging unta,  hendaklah ia berwudhu!". Mendengar perintah Rasulullah tersebut maka seluruh jamaah mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang buang angin tadi.
 
 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: "Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya." (HR. at-Tirmidzi)

 "Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim)

Sembunyikanlah aib saudara kita dengan mendoakannya dalam diam, mendoakan semoga Allah mengampuninya dan memberikan hidayah kepadanya. Bukan justru membuat saudara kita lebih malu lagi. Jika dalam berita-berita hati kita ingin berkomentar tentang apa yang media tulis, tolonglah tulislah sebuah artikel tanpa mencantumkan atau menampilkan foto saudara kita yang di beritakan media.

Kita bisa menulis artikel tentang "Jangan Salahkan Agamanya", teman-teman bisa menuliskan ribuan alasan kenapa? bagaimana? juga apa? Tanpa perlu memposting sebuah artikel yang memberitakan tentang jilbab besar namun menyalahkan agama dengan foto dan inisial nama yang di sertakan. Sebab walau di samarkan sekalipun orang-orang akan tahu. Sesekali rasakan jika kita ada di posisi mereka.

Jika ada yang bilang, "Biar kapok, dan gak gitu lagi".
Ketahuilah, seorang muslim yang menegur muslim lainnya di keramaian sama saja ia mempermalukan saudaranya itu. Jika ingin menasehati, nasehati secara empat mata, jika nasehat belum bisa membuatnya menjadi baik maka doakan, sebab doa adalah senjata paling ampuh seorang muslim.

Ingat, bagaimana Allah selalu menjaga aib kita agar orang lain gak tahu. Maka belajarlah untuk menjadi lebih bijak dalam share berita, dalam berkomentar. Sekalipun hati teman-teman ingin marah karena pemberitaan tentang agama dan jilbab, tolong lebih tenang. Agar kita bisa saling menjaga satu sama lain.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita, sebab kita pun mampu menjaga aib orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar