September 03, 2015

(Ketika) Mereka Berbicara

"Kamu baru ingat sama aku, setelah kamu mendapatkan rumah baru untuk kamu bagi cerita-cerita hidupmu? Apa kamu lupa, disini kamu tulis semuanya, tentang si R juga si A. Juga tentang mimpi masa depanmu dengannya. Hanya karena kamu enggan membuka kotak kenanganmu, bukan berarti kamu mencampakkanku kan! Membuangku setelah bertemu dengan rumah barumu. Kamu jahat!!!" Ucap Blogger saat pertama kali ku bersihkan debu dan sarang laba-laba yg cukup melimpah.
"Maafkan aku. Karena mengabaikanmu, berkatmu aku masih bisa menyimpan semuanya rapat-rapat. Masih menjadi stalker blog yg hebat. Maafkan aku blogger." Kataku membalas.
-----------****-----------------

"Kamu lagi suka ya sama dua penulis tumblr itu? Kok sering banget email-emailan, padahal baru kenal beberapa bulan. Hayooo, ngaku!!" Si Jahil Tumblr ikut berkomentar.
"Ahh... aku hanya suka tulisannya. Cara dia menyampaikan makna tentang hidup, juga cara dia menjadi kuat. Jika bukan karena mereka aku mungkin sudah mati dulu. Untuk cinta, aku masih menyukai hati yg lama." Jelasku lagi.
_____________***________________
"Alhamdulillah, aku senang lihat kamu berubah banyak. Kamu lebih senang membagi nasehat ketimbang curhat gak jelas (walau kadang masih curhat sih), kamu tidak kirim-kirim pesan lagi seperti bulan-bulan lalu. Kamu juga makin memperhatikan tulisanmu. Tetap istiqomah ya!!" Sahut Facebook.
"Haha... gimana mau kirim pesan lagi. Yg kemarin saja gak dibaca-baca. Doain ya, aku baru mau mulai jadi pendakwah, walau belum hafal Quran tapi aku mau. Semoga Allah bukakan jalan." Kataku dengan senyum yg mengembang.
----------------***-----------------
"Hm... jadi aku cuma jadi tempat galau kamu? Tempat buang uneg-uneg mu yg selalu tebar kode sana-sini? Kamu tuh pilih kasih ya..." kali ini si Twitter yg ngomong.
"Welahdalah... kamu bagian terbaik tahu. Aku mencari kabar via kamu, aku ingin tahu apa yg dia lakukan via kamu. Kamu satu-satunya tempat aku terhubung sama dia secara tidak langsung." Ku peluk si twitter erat.
------------****----------
Jika mereka bisa berbicara, ngedumelnya paling segini-gini saja. Sejauh mana aku fungsikan mereka dalam hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar