Desember 11, 2015

Cerpen : Karena Kamu

"Kenapa kamu menyukaiku?" Kataku saat kita pulang di hari ketiga kita bersama.
"Karena kamu baik sama anak-anak." Jawabmu.
"Terus, kalau sudah gak baik sama anak-anak kamu gak suka lagi dong?" Kataku cemberut.
Kamu hanya tersenyum mendengar pertanyaan konyolku.
Hingga saat ini kamu tidak pernah bertanya balik, kenapa aku begitu menyukaimu? Mungkin ini akan sangat terlambat mengatakan ini dan aku tahu tidak akan ada yang akan berubah diantara kita hanya karena aku mengatakan alasanku menyukaimu. Kamu akan tetap dengan perempuanmu yang sekarang dan aku akan setia menunggumu kembali pulang, walau aku tahu kamu tidak akan kembali aku akan tetap menunggu.

Aku hanya ingin menuliskannya disini, dibuku kecil yang ku bawa hampir setiap hari. Aku ingin menuliskannya, sebab kelak jika ada keajaiban untuk kita, aku bisa terus mengingat alasanku begitu menyukaimu.

Karena kamu, satu-satunya yang tidak pernah berbohong padaku, saat semua orang di lingkunganku terus saja mengatakan kebohongan.
Karena kamu, satu-satunya yang mendukung mimpi-mimpiku saat aku telah lama hidup dalam mimpi-mimpi orang lain.
Karena kamu, satu-satunya hartaku yang berharga.

Itu alasanku saat pertama kali kamu melangkah masuk ke dalam hidupku. Namun, saat kamu pergi, aku menemukan alasan lain kenapa aku begitu menyukaimu. Dan sekarang aku tahu, aku menyukaimu karena Allah. Karena DIA belum dan tidak pernah menunjukkan alasan untuk berhenti menyukaimu walau banyak hal yang kamu lakukan yang membuatku menangis terus-menerus, aku tetap menyukaimu.

Aku menyukaimu karena kamu adalah harta terbaik yang Tuhan berikan. Ku rasa itu saja, tulisan ini tidak akan pernah sampai padamu. Setidaknya aku menyukaimu setulus itu.

"Maaf lama, Ka." Ucap Hati saat melihat Gika di halaman belakang. Gika langsung menutup buku yang dibacanya, menyelipkannya diam-diam agar Hati tidak sadat dia membaca buku diarynya.

"Hm... gak. Gak lama kok." Ucap Gika panik.
Gika duduk di kursi di samping hati, meneguk minumannya sembari melihat wajah sabar itu. Tentang menyukai ada orang sebodoh dia, setia pada hal yg semu. Hal yang tidak akan pernah terjadi. Jatuh cinta memang membuat kita kadang bego, tapi dia benar-benar bodo kali ini.
Sebagian diri Gika cemburu, sebagian marah pada sikap sahabatnya yang benar-benar tolol.

"Karena kamu, dia pasti cukup terkenal di langit saat ini. Sebab aku tahu, doa-doamu pasti banyak menumpuk di langit untuknya." Batin Gika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar