Juni 13, 2014

Prabowo dan Jokowi

Selamat malam, kembali nulis lagi. Tulisan ini bukan untuk menjelek-jelekan calon-calon presiden kita. Hanya untuk menitik balik apa-apa saja yang terlewatkan dan apa-apa saja harus kita renungkan. Saya sih gak begitu tahu politik ya, tapi kalau disuruh pilih. Saya pilih yang mengusung ISLAM, karena saya ISLAM. Dan mencintai Rasulullah SAW. Semoga bisa jadi bahan renungan kita, untuk memilih pemimpin yang benar-benar amanah dan tidak sekedar JJP (Janji-Janji Palsu).

Perihal debat Calon presiden kemarin semakin dilihat semakin banyak yang menjelek-jelekan satu sama lain. Ayolah, jangan saling menjatuhkan begini. Kalau saat ini saja kita saling sikut gimana nantinya. Saya ulas sedikit ya, yang menjadikan debat kemarin sedikit panas adalah komentar orang-orang.

Pertama, dalam debat Pihak Bapak Prabowo – Hatta mengatakan tentang “Hukum dan HAM” siapa sih yang tidak tahu kasus “Trisakti 1998” lalu. Everybody know, then... Setiap orang punya masa lalu, buruk baiknya seseorang sekarang apakah diukur dari masa lalu orang itu? Pasti banyak yang bilang “Gila lo ya, Tragedi Trisakti itu ngebunuh banyak orang dan banyak aktivis muda yang diculik lantas di bunuh.” Tidak mungkin ada asap tanpa ada api.

“Tugas utama pemerintah adalah melindungi segenap tumpah darah dari segala ancaman, dari dalam dan luar negeri. Sekian puluh tahun saya adalah abdi negara, mencegah kelompok-kelompok radikal mengancam keselamatan hidup orang-orang yang tidak bersalah. Jika kita menghadapi kelompok perakit bom, mereka ini ancaman terhadap hak asasi manusia. Oleh karena itu kewajiban sebagai prajurit melaksanakan tugas yang menilai adalah atasan. “Saya mengerti arah Bapak. Saya tidak apa-apa. Tapi saya ada di sini, saya sebagai mantan prajurit sudah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Selebihnya atasan yang menilai.”
“Kira-kira itu kan alasannya, saya tak bisa menjaga HAM karena pelanggar HAM? Padahal bapak tidak mengerti, kami harus mengambil keputusan yang sulit.”
Bapak Prabowo menjelaskan dengan sangat jelas dia pernah melanggar HAM. Dia tidak mengingkari itu. Dia jujur mengakui, lantas dalam pernyataannya dia pun mengatakan dia melakukan itu karena dia tahu ada ancaman terhadap HAM. Saya tidak membela ya hanya meluruskan saja. Kasian loh tugas seorang prajurit, ada saat dia di hadapkan pada pilihan yang akhirnya membunuh karakternya.

Lalu, pernyataan Bapak Hatta Rajasa perihal Hukum. Banyak yang mencemooh, penegakan hukum masih kurang. Padahal menurut KUHP yang saya kutip “Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan karena kelalaian adalah kejahatan yang dirumuskan dalam Pasal 359 KUHP yang menyatakan: “barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, dipidana kurungan paling lama 1 tahun”Anaknya si Bapak kan sudah di jerat hukum 5 tahun penjara, bukannya sudah adil kan ya?


*********************************____********************************************

Kembali ke Bapak Jokowi ya dan Bapak Jusuf Kalla.

Pernah saya mendengar ada yang berkomentar “Bapak Jokowi itu belum pantas memimpin negara, dia masih di golongan gubernur doang.” | Siapa orang itu ya, yang komentar perihal itu. Bagaimana dia bisa tahu seseorang mampu memimpin atau tidak? Emang dia pernah gitu ikutan mimpin apa gitu sama bapak Jokowi? Pantas tidaknya si Bapak memimpin akan menjadi penilaian kita bersama. Bukan hanya sepihak saja.

Lalu, yang bilang kemarin dalam debat Capres - Cawapres Bapak Jokowi sempat liat contekan. Hello~ Bapak SBY saja tiap kali membawakan pidato beliau lihat konsep, wajar saja kan seseorang melihat konsep yang di tulis, wong saya ikutan lomba pidato saja dulu liat sedikit konsep. Setiap pemimpin nantinya bakalan punya konseptor (betul gak sih istilahnya?).

Tapi yang saya sayangkan ketika saya menanyakan seseorang "Kenapa kamu tidak mau memilih bapak Jokowi dan Jusuf Kalla?" dengan sedikit kecewa dia menjawab "Pernah sekali bapak Jusuf Kalla bilang gini 'Jokowi itu belum habis masa jabatannya sudah mau jadi presiden, selesaikan dulu yang sekarang baru melangkah ke yang baru. Kalau sukses di DKI ya silahkan." Videonya bisa klik disini. Padahal orang sulawesi loh tapi lebih milih Prabowo. [ ]

Nah itu kilas balik tentang dua calon presiden kita yang hebat-hebat ini. Saya sih sampai sekarang masih menimbang-nimbang, siapa yang pantas untuk hati saya pilih. Teman-teman harus bijak dalam memilih, jangan memilih karena tuntutan, karena paksaan. Pilih karena kalian memang yakin sosok pemimpin itu yang pantas untuk memimpin. Bijak-bijaklah, karena lima tahun kedepan, nasib kita ada di tangan kita sendiri.

Segini saja, kalau mau protes yuk di komen box :))

2 komentar:

  1. Pilih pemimpin itu ya dari pengalamannya.
    Pilih pemimpin itu ya yang tulus, yang telah berbuat bagi rakyat ketika yang lain masih bermimpi mewujudkannya.

    BalasHapus
  2. Pemimpin yang memiliki banyak pengalaman tidak berarti bisa menjadi seorang pemimpin yang baik. Dari mana kamu yakin kalau pemimpin yang kita pilih tulus? Ada saatnya seseorang ingin berbuat baik namun terhalang oleh isu-isu buruk. Giliran berbuat balik malah di caci cari muka. Toh pada dasarnya manusia selalu menilai seseorang masa lalu, dari apa yang mereka lihat. Pemimpin yang baik tidak akan pamer apa yang berhasil dia kerjakan.

    Anyway, terima kasih telah berkunjung :)
    Salam damai ya~ hihi...

    BalasHapus