Agustus 01, 2012

Celoteh Hati

"Dulu dan sekarang berbeda, jika dulu ayah dan ibu yang mengikuti semua mauku sekarang aku yang mangikuti semua kemauan mereka."

"Hati itu ibarat perahu di lautan yang berombak. Ada kalanya tenang, ada kalanya berguncang, dan ada kalanya terombang-ambing."

"Jika saja bebas itu tidak rumit, mungkin aku bisa berkata 'jodoh biarlah Tuhan yang menentukan, Ma.'"

"Jika saja kondisi hati ini masih seperti dulu, mungkin sekarang akan lebih mudah mengatakan 'iya' ketika ada yang bilang suka."

"Jika saja Tuhan tidak mempertemukanku dengan Andy atau Raldi, mungkin aku tidak akan pernah bisa belajar bagaimana ikhlas juga sabar yang sebenarnya."

"Kadang kala apa yang diimpikan tidak berjalan sesuai dengan kenyataan, itu bukan karena Tuhan tidak menyayangi umat-Nya hanya saja Tuhan ingin kita belajar."

"Mekkah. kota cahaya. seberapa dekat engkau dari umat muslim yang merindukanmu?"

"Jika saja Mekkah itu dekat, biar kugendong kau kesana Ma, berkeliling kota penuh berkah Ilahi itu."

"Jangan lagi Tuhan, aku tidak ingin merasakannya lagi. Terluka sekali membuatku sadar, bahwa mencintai-Mu jauh lebih baik. Tidak ada luka yang Engkau timbulkan juga tidak ada trauma."

"Untukmu si asing di twitter, aku menyukaimu bukan karena aku berpura-pura seperti apa yang ku katakan, tapi karena kau mencintai Tuhanku dan itu yang membuatku begitu ingin dekat denganmu."

"Untukmu yang pernah ku sakiti secara tidak langsung, aku menyesal. Menyesal karena dulu bukan kenangan indah yang ku ukir denganmu. maafkan aku."

"Bahkan ketika langit cerah selama beberapa hari, hujan juga rindu untuk menyapa bumi."

"Hadiah dari Tuhan adalah memberi kebahagiaan seharian setelah tangisan berminggu-minggu."

"Sembuh dari trauma itu cukup sulit, seperti ketika berusaha mengingat barang yang bukan milik kita."

"Tuhan, jangan lagi. Aku bukan tidak ingin bahagia seperti pasangan lain, tapi jika Engkau mempertemukanku untuk kembali terluka seperti dulu lebih baik seumur hidup aku terus bersama-Mu."

Cukup, kupikir itu lebih dari cukup. Pikiran-pikiran ini membuatku sulit menikmati hidupku sendiri, aku ingin membahagiakan orang tuaku sekaligus meraih impianku. Aku ingin ini dan itu disaat aku bahkan tidak tahu aku bisa. Ahhh~ sudahlah, biar Tuhan yang menjalankan kehidupanku seperti garis takdirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar