Hari ini kitaaaaa…… puasaaaa~
Ups, sorry itu
backsound indomie ketika bulan Ramadhan tiba. Tahu gak, sebentar lagi bulan
ramadhan menghampiri kita lagi lho. Artinya makin pendek aja nih umur hidup di
dunia Allah ini. Hari ini gue gak bakalan ngebahas apa-apa saja yang udah gue
siapin ketika bulan ramadhan tiba di samping petasan dan kembang api. Untuk
urusan ramadhan, gue gak mau ngebahas di bulan ini. Mungkin next month lah baru
gue cerita lagi pengalaman-pengalaman konyol gue ketika ramadhan tiba.
Hari ini tanggal
28 Juni 2012, atau kalau disingkat menjadi 280612. Tanggal yang tidak terlalu
bagus di banding 120612 atau 060612 atau 121212. Atau 1206178957, anyway nomer
yang terakhir itu adalah nomer yang bakalan keluar besok. (*naluri bandar togel
tiba-tiba muncul*). Sebenarnya gak ada yang special di tanggal itu, gak seperti
tanggal 17 Agustus yang selalu di peringati dengan segudang kegiatan
kemerdekaan. Misalnya, pawai bamboo runcing dengan kostum trio macan.
Gue masih ingat
jelas banget, ketika gue kelas 3 SMP. Tepat di tanggal 28 Juni seseorang nelpon
gue. Sumpah ini konyol banget, malam itu gue lagi belajar. Yah, belajar. Gue
semasa SMP gak pernah deket dengan cowok apalagi pacaran dengan cowok terlebih
lagi dengan cewek. Jangankan pacaran, ngobrol berdua di telepon pun dengan cowok
maupun cewek terlalu lama gak pernah gue lakukan. Soalnya setiap kali gue
telponan dengan temen gue bokap gue selalu ngomong gini kalau gue udah nelpon
selama 15 menit, “Kalau gak ada yang penting lagi telpon di tutup saja. Iuran
telpon mahal!”
Kalau bokap
sudah ngomong kayak gitu, suka gak suka gue kudu wajib harus nutup telpon demi
keamanan gendang telinga gue. Oke, lanjut lagi. Malam itu gue lagi asyik-asyik
belajar. Selesai belajar gue lanjutin dengan nonton sinetron bareng nyokap, gue
merhatiin nyokap yang kadang kala menggerutu sendiri saking jengkelnya dengan
pemain antagonis dalam sinetron yang dia tonton. Sementara gue asyik-asyik
nonton, tiba-tiba saja telepon gue bunyi.
Kring… kring… kring…
Ada sepeda, sepadaku roda dua. Kudapat dari ayah
karena rajin belajar.
Eh maap, itu
lirik lagu favorit gue waktu minta di beliin sepeda sama bokap. Telepon gue masih
berdering dengan kencengnya, gue masih nonton. Menit berikutnya telepon gue
masih berdering lagi, gue lagi makan pisang goreng. Lima menit kemudian telepon
gue kembali berdering, gue lagi ngupil dengan asyiknya. Menit berikutnya
telepon gue berdering, bokap gue marah-marah.
“Kamu itu budeg
ya? Telepon dari tadi bunyi gak diangkat-angkat. Matiin tuh TV nya, ini sudah
larut malam!” Kata Bokap dengan nada tegasnya. Gue buru-buru kabur ke kamar
sambil nyengir kuda lumping.
Ya, malam itu
gue gak dapat telepon dari siapapun. Gue tidur dengan perasaan gundah gulana,
adakah seseorang yang ingat gue diluar sana?
***
Keesokan harinya
dimana tanggal 28 Juni itu kembali tiba yang memang bertepatan dengan hari
minggu. Tiba-tiba saja telepon gue berdering pagi-pagi buta. Adik gue yang udah
bangun dan siap-siap buat jalan-jalan subuh ngagetin gue dengan teriakan
“RINIIIII… ADA TELEPON DARI TEMEN LO!”
Sambil ngiket rambut
gue ngehampirin adik gue dan ngambil telepon yang di pegangnya sambil ngomong,
“Dari siapa?”.
“Gak tahu. Dia
gak sebut nama, cuma bilang dari temen lo!” Ucap adik gue lalu berlalu dengan
semilir angin yang mulai terasa dingin (dramatis).
Hari itu gue
berharap diseberang telepon itu adalah pangeran bermobil BMW atau Jaguar yang
lagi nelpon lagi. Gagang telepon gue tempelin ke kuping, lalu mulai bertanya
“Siapa nih?”
“Happy birthday
ya!” Sahut orang diseberang telepon tanpa menjawab pertanyaan gue.
“Ini siapa?”
Tanya gue lagi sok penasaran padahal udah mau terjun dari lantai 1 saking
senengnya ada yang inget ulang tahun gue. Dalam hati gue masih berharap cowok
yang nelpon gue ini benar-benar cowok yang di takdirkan untuk jadi pasangan
gue.
Gue masih nunggu
jawaban dari si cowok bersuara agak serak-serak gak ini sambil senyum-senyum.
Nyokap yang merhatiin gue udah was-was, bokap gue lebih was-was lagi.
Disangkanya gue barusan dapet hantaman keras dikepala gue yang menyebabkan otak
gue bergeser 390.
“Ini gue Joko.
Kita kan ulang tahunya sama. Sekali lagi selamat ya!” Joko dengan suara
lantangnya membuyarkan impian gue.
“Ohh, elo toh!”
gue berusaha bersikap netral.
“Iya emang gue.
Lo pikir siapa?”
“Gak ada kok,
hahahaha” gue ketawa hambar.
“Ya, sudah.
Selamat ya. Eh gak ngasih selamat nih ke gue?” Tanya Joko minta di lemparin
telur busuk.
“Makasih,
makasih. Iya selamat juga buat lo!”
“Gue tutup nih
telponnya.” Kata Joko lagi.
“Iya.” Gue
pasrah.
Dalam hati gue
berkata, “Kenapa Tuhan? Kenapa harus Joko? Kenapa bukan Justin Timberlike? Atau
Kevin Zeagers? Atau Roger Danuarta? (Jaman SMP dulu Roger Danuarta masih tenar
lho, makanya gue sebutin disini) atau Paling enggak ketua osis di sekolahan
saja deh yang kebetulan gak gue tahu namanya.
Hari itu, orang
pertama yang ngucapin “Selamat Ulang Tahun” ke gue bukan bokap atau nyokap atau
kakak atau adik gue. Bukan dari keluarga gue, apalagi tetangga gue melainkan
dari ‘JOKO’ temen SMP gue yang notabenenya agak kebanci-bancian yang kebetulan
naksir banget sama Citra. Gue gak begitu dekat dengan Joko tapi gak tahu kenapa
dia masih sudi nelpon gue pagi-pagi buta sebelum toko milik ibunya buka hanya
untuk mengucapkan ‘Selamat Ulang Tahun’. That’s so sweet.
***
Detik berganti
menit, menit berganti jam. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan lalu
bulan berganti tahun. Gak terasa sebentar lagi 28 Juni 2012 akhirnya
menghampiri. Tahun ini gue udah nyelesaiin kuliah S1 gue, yang artinya gue gak
perlu lagi berharap dapet kejutan dari temen gue. Sifat yang dulu ada menempel
di diri gue rasanya terlalu egois. Kebahagiaan bukan hanya untuk diri gue
sendiri, melainkan untuk gue bagikan kepada orang lain. Berharap sih boleh saja
asal jangan melampaui batas, karena ketika rasa kecewa lebih besar dari rasa
sabar maka celakalah.
28 Juni kali ini
gue bagi bersama mereka, mereka yang tidak pernah merasakan nikmatnya kue tart.
Mereka yang tidak pernah merasakan enaknya pizza. Mereka yang jarang merasakan
betapa enaknya ayam goreng, dan mereka yang terpaksa atau dengan sengaja harus
di tinggalkan atau kasarnya dibuang oleh orang tua mereka hanya karena
alasan kondisi ekonomi.
Gue selalu gak
setuju dengan alasan apapun yang orang tua katakan untuk membuang anak-anak
mereka. Orang tua selalu beralasan mereka menitipkan anak mereka di panti
asuhan karena tidak mampu memberikan makan kepada anak mereka. Itu salah
banget. Kenapa gue bilang salah? Karena para orang tua yang berkata demikian
adalah mereka yang menyerah sebelum berjuang. Seharusnya anak yang menjadi
penggerak mereka untuk mencari uang, untuk memberi makan anak-anak mereka.
Gue juga gak
sepakat dengan para orang tua yang membuang anak-anak mereka karena alasan anak
mereka terlahir cacat. To all Parents in
the world, Tuhan tidak pernah menciptakan manusia tanpa ada kekurangan
sedikitpun. Kita mungkin di ciptakan dengan tubuh yang sempurna namun sadarkah,
ada banyak kekurangan yang juga terdapat dalam tubuh yang sempurna ini. Tapi
mereka yang di ciptakan dengan tubuh yang tidak begitu sempurna justru banyak
kesempurnaan lainnya yang Tuhan berikan.
Ulang tahun gue kali ini gue bagi dengan mereka yang berjuang untuk hidup, dengan mereka tunas-tunas bangsa yang mungkin merasa minder karena keluarga yang tidak utuh. Dengan mereka yang sangat antusias ketika gue nanya "Kalian mau di traktir makan apa?" lalu menjawab dengan senyum sumringah seolah itu adalah sebuah undian. Mereka dengan semangat berkata "KFC KAKKK!". Gue masih memastikan apa benar mereka ingin makan itu dengan mengulang pertanyaan, "Pizza apa KFC sih dek?" dan untuk kesekian kalinya mereka menjawab "KFC YA KAKK!!" dengan semangat mereka.
Ibu yang mengurus mereka spontan bercerita kenapa anak-anak disana sangat suka makan di KFC. Gue hanya mendengarkan dengan serius, bagi kita yang memiliki uang lebih mungkin KFC adalah makanan murah yang dengan gampang bisa kita makan setiap hari. Namun bagi mereka, anak-anak yatim piatu makan di KFC adalah hal terhebat yang mampir di hidup mereka. Gue sempat ngobrol dengan pengurus panti jenis makanan apa yang mereka biasa makan, dan sumpah pengen rasanya nangis ketika jawaban keluar dari mulut si ibu. Beberapa kardus mie instan terlihat dari ruang tamu, gue jamin makanan mereka kalau bukan mie instan, ya telur ceplok, atau kalau misalnya lagi ada rezki makan ayam gitu. Untuk adek-adekku yang baru, kalian sama seperti kakak *loh?*
Anyway, postingan kali ini cuma untuk memeriahkan tanggal 28 Juni tepat hari kelahiran gue yang lumayan gak penting. Ultah gue yang gue rayain dengan anak-anak yatim. Bahagia itu bener-bener sederhana, bahkan ketika melihat mereka tersenyum bahagia gue udah ngerasa bahagia.
8 juni kali ini
lagi-lagi memberi gue banyak pelajaran hidup. Kebahagiaan itu tidak di cari
melainkan di rasakan. Ketika kita terus mencari kebahagiaan itu maka mungkin
bukan kehagiaan yang kita dapatkan melainkan kesenangan. Setiap orang punya
cara sendiri untuk merasakan kebahagiaan itu, dan 28 Juni kali ini gue berterima
kasih sama Tuhan karena satu persatu janji gue berhasil gue tepati.
Selamat Ulang
tahun buat gue! Selamat ulang
tahun buat kembara gue Seo Hyun.
| Anak |
The last word
but not the list, HAPPY BIRTHDAY TO ALL CANCER IN THE WORLD.
Anyway, perayaan ultah gue di undur sampe tanggal 30 juni sore jam 5, perayaannya di undur karena adik gue gak pernah punya waktu buat gue. Adanya sih sabtu doang itu juga sore hari. Kalau kalian pengen datang silahkan aja. Gue rayakan di panti asuhan At-Tiin Jln. kesenangan. Gue tunggu ya kehadiran kalian. (Asli bagian ini bener-bener gak penting banget).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar