Pertama-tama gue ngucapin thanks to
Allah yang udah ngasih gue otak yang kadang normal dan kadang abnormal. Gue
juga ngucapin makasih sebanyak-banyaknya buat temen-temen gue yang udah ngasih
inspirasi buat gue nulis satu tulisan yang mungkin gak banyak manfaatnya.
Gue
pikir cukup segini aja ucapan terima kasihnya. Selanjutnya, buat kalian yang
bakalan baca tulisan gue ini, gue sangat menyarankan buat baca istigfar
beberapa kali. Dan tolong jauhkan diri anda dari baygon atau pisau yang tumpul.
Relationship…
apa itu relationship? Jika di artikan perkata relation = hubungan dan ship =
kapal, jadi relationship itu adalah HUBUNGAN KAPAL (Bodoh tingkat anggota dewan
keserempet Jupe). Seseorang saling bertemu dan jatuh hati adalah misteri
terindah yang Tuhan ciptakan. Bagaimana seseorang bertemu lalu jatuh cinta
selalu membuat gue bertanya-tanya, apakah ketika bertemu, mereka bertemu dengan
cupid yang sedang memanah panah asmara? Ataukah mereka saling tatap-tatapan
hingga mereka saling suka? Atau mungkinkah Vino G Bastian jadian sama gue?
Balik
lagi ke Relationship. Sebenarnya relationship itu di golongkan ke dalam dua
jenis, pertama pytecantropus erectus dan kedua adalah homo sapiens (bingung kan
lo?). Yang tadi gue bercanda, relationship itu ada dua jenis. Pertama NDR dan
kedua LDR, mari kita bahas satu persatu biar ada manfaat.
NDR (Near Distance Relationship)
Dua
manusia baru bisa di katakan saling mencintai atau berpacaran apabila mereka
telah melewati tahap-tahap penjajakan bukan penjajahan ya!
Ibaratnya gini… seseorang yang
mengatakan diri mereka berpacaran ketika mereka sering bertemu entah itu secara
tidak langsung maupun secara langsung. Duduk di café sambil ngulurin tangan
kanan lalu teriak “PAK… MINTA PAK! BELUM MAKAN KFC SEMINGGU!”. Atau ketika
mereka menghabiskan waktu hanya untuk ngobrol gak jelas sambil nyari tahu
targetnya suka apa. Rutinitas PDKT ini minimal 2x sehari dilakukan dan lebih
baik di lakukan di malam jumat sambil jaga lilin. Beehhh, mantep gak tuh!
Lalu… mereka yang menyebut diri
mereka berpacaran ketika malam minggu tiba, mereka akan melakukan segala cara
agar malam itu menjadi milik mereka berdua (terutama kaum hawa). Mereka
menghabiskan waktu hanya untuk nonton di bioskop atau candle light dinner. Anyway,
candle light dinner apaan ya?
And
then, mereka yang menyebut diri mereka berpacaran pasti selalu menghabiskan
semua waktu bersama, mulai dari mereka bangun tidur hingga mereka gak
bangun-bangun dari tidur (nah loh!). Orang yang berpacaran, katanya harus
selalu menghabiskan waktu bersamaan. Ke sekolah sama-sama, ke kampus sama-sama,
ke kantor sama-sama, makan sama-sama, nonton sama-sama, boker sama-sama (gimana
caranya coba?), hingga tidur sama-sama (ajee gile nih!). Semua yang bersama itu
menandakan mereka berpacaran.
Pertanyaannya, bagaimana dengan
mereka yang LDR-an? Apakah mereka bisa di katakan berpacaran jika jangka waktu
ketemu hampir tidak ada? Apakah mereka bisa di katakan berpacaran jika
komunikasi di lakukan hanya beberapa jam di malam hari? Dan apakah mereka bisa
dikatakan berpacaran jika tidak pernah bertemu? Gue selalu kagum sama
orang-orang yang menjalani LDR tapi selalu awet.
LDR (Long Distance Relationship)
Bagaimana
dua manusia bisa saling jatuh cinta hanya dengan sms, chatting, dan telponan
tanpa bertemu sekalipun adalah misteri yang selalu tetap menjadi misteri.
Seperti yang di katakan Ari Lasso – Misteri Ilahi. Dan gue selalu kagum dengan
mereka yang menjalani LDR tetapi tetap setia dengan pasangannya.
Gue punya temen, sebut saja namanya
Tari (Nama samaran). Dia sudah lama menjalani LDR sama pacarnya selama 7 tahun,
selama berhubungan mereka tidak pernah bertemu sekalipun. Bahkan untuk
videochat sekalipun mereka tidak pernah melakukannya, yang mereka lakukan
awalnya hanya chatting. Cinta dari sepotong chatting, kita sebut seperti itu
saja. Tukeran Foto adalah hal pertama yang di lakukan Tari dengan pacarnya yang
kita namai Yaya (Nama Samaran juga). Dari foto itu dan hanya dari iseng-iseng
saja mereka jadian, padahal kalian tahukan. Dunia maya tidak sepenuhnya berisi
dengan kejujuran, bisa saja foto yang di kirimkan Yaya adalah foto temennya
atau foto tetangganya atau bahkan foto bokapnya (yang terakhirnya kayaknya
imposibble banget deh).
Di awal mereka jadian mereka sangat
jarang bertengkar, bertengkarpun hanya beberapa kali dalam sebulan. Andaikata
mereka bertengkar, hanya hitungan jam mereka bakalan baikan kembali. Tari dan
Yaya tidak pernah menghabiskan waktunya untuk nonton bersama, makan bersama,
atau menghabiskan malam mingguan bersama. Terkadang malam minggu pun Tari
habiskan berdiam diri di rumah dengan keluarganya, sementara Yaya menghabiskan
malam minggunya dengan kumpul bersama teman-temannya. Bahkan ketika telepon
tidak di angkatpun Tari tidak pernah mengeluh, terkecuali si Yaya di telponin
ribuan kali terus gak diangkat barulah si Tari protes (ya iyalah). Tapi jika
hanya tiga kali tidak angkat, Tari gak pernah ambil pusing. Itu juga jika
smsnya tidak di balas, Tari tetap tidak ambil pusing. Bahkan ketika sendal Tari
hilang di musholla Tari gak pernah ambil pusing, soalnya dia ambil sendal orang
lain sebagai ganti sendal yang ilang (Naluri maling emang!).
Sampai sini kalian pasti bilang,
“NGAPAIN LO CERITA TENTANG TARI DAN YAYA?” atau mungkin kalian bakalan bilang
“MAKSUD LO NULIS INI APA?” atau mungkin kalian bilang “YA, AMPUN! YANG NULIS
INI CANTIKNYA KEBANGETAN!”. Mari melangkah ke tahap yang lebih inti lagi.
Belajar dari LDR
Berkaitan dengan pembahasan gue di
awal-awal tadi, dari NDR gue bisa narik kesimpulan kalau “CEWEK ITU KEBANYAKAN
EGOIS”. Buat para kaum Adam jangan pada angguk-angguk dulu, dan buat cewek
jangan pada emosi dulu. Sebagai seorang cewek gue bukan memojokkan kaum cewek
saja tapi emang pada kenyataannya cewek itu kayak gitu yah jadi terima aja
kali.
Buat cowok, pernah gak ngalamin hal
kayak gini… pas malam minggu ketika kalian lagi benar-benar disibukkan dengan
kegiatan kalian terus tiba-tiba cewek kalian ngajak keluar and then kalian gak
turutin, cewek kalian bakalan ngomong apa? Yup, mereka bakalan bilang “kamu tuh udah gak sayang aku lagi” atau
mungkin mereka bilang “jadi kamu lebih
milih kegiatan-kegiatan kamu di banding aku” dan gue jamin setelah ngomong
gitu dan masih kalian gak turutin pasti langsung ngambek sampai kesambet kuda
lumping.
Bukan cuma itu saja sih, pernah juga
gak ngalamin yang kayak gini… ketika cewek kalian nelpon terus gak kalian
angkat, reaksi cewek kalian gimana? Yup, mereka bakalan bilang “Aku telpon dari tadi kenapa gak dibalas?
Lagi selingkuh ya kamu!” atau mereka bakalan bilang “Kalau aku telpon dalam kondisi apapun kamu harus angkat, kan udah
pernah aku bilangin!” semua ini pasti pernah dialami oleh kalian yang
menjalani NDR. Dan dua contoh kejadian gak penting itu juga kadang dialami oleh
cewek yang punya pacar over lebay banget.
Dan paling parah lagi, gue pernah
denger gini… temen gue minta di jemput terus-terusan sama cowoknya giliran gak
di turuti ngambeknya selangit. Atau minta di beliin ini-itu, giliran gak
dibeliin manyun sampe Mandra aja kalah. Logikanya gini, COWOK LO ITU TUKANG
OJEK ATAU SUPIR LO? COWOK LO ITU SUAMI LO APA PACAR LO?
Pernah gak sih kalian para cewek
berfikir, ketika kalian nelpon terus pacar kalian gak ngangkat itu karena dia
sedang mengendarai kendaraan atau karena dia sedang tidur jadi gak denger atau
mungkin bener-bener dia sedang selingkuh (gue becanda!). Pernah gak sih kalian
berfikir, pacaran itu bukan ajang buat minta-minta. Bukan ajang buat nyari
supir atau tukang ojek. Jujur saja sebagai umat muslim gue gak setuju jika ada
pacar-pacaran, alangkah lebih baik jika ta’aruf saja. Sayangnya sampe sakarang
belum ada yang ngajak gue ta’arufan, huahahaha.
But, buat kalian yang masih belum
bisa ngerti mari belajar dari kisah Tari…
Tari ketika menelpon Yaya terus gak
diangkat, Tari hanya diam. Dia tidak akan melakukan apapun kecuali diam hingga
Yaya memberi penjelasan kenapa teleponnya tidak di angkat. Lalu ketika sms juga
gak dibalas Tari hanya diam, tidak ngambek apalagi ngembik (disangka Tari
kambing apa). Lalu Tari tidak pernah sekalipun meminta Yaya untuk menjemputnya
atau membelikannya sesuatu, karena menurut Tari “gue punya duit, ngapain minta
orang lain beliin gue barang-barang yang gue mau”, mantep gak tuh pemikiran
cewek ini!
Lalu apa yang membuat hubungan Tari
dan Yaya berhasil dia jalani selama 7 tahun tanpa harus bertemu atau jalan
berdua atau duduk dan makan berdua? Ketika gue tanya, Tari hanya menjawab
“Intinya sih saling ngerti aja sama ego masing-masing harus di lawan, terus
positif thingking aja. Soalnya kalau sekali aja lo negatif thingking sama
pasangan lo pasti ujung-ujungnya kalian gak bakalan tahan lama. Ibaratnya gini,
ketika lo nelpon pacar lo terus gak diangkat jangan di fikir pacar lo gak
sayang lo lagi. Tapi fikir kalau pacar lo lagi bener-bener gak bisa ngangkat
telepon”. Gue cuma ngangguk-ngangguk tanda ngerti.
Lalu kembali lagi gue tanya, “Gimana
caranya lo bisa selalu positif thingking?”
“Gampang. Jangan denger lagu-lagu
yang mengisyaratkan pacar lo disana sedang selingkuh. Dan lagi harus SALING
NGERTI” Tari menekankan.
Sampai sini gue cukup ngerti dan gue
harap kalian juga cukup ngerti. Saling ngerti itu gampang banget, dan gue jamin
kalian yang baca ini pasti bakalan bilang “Gue juga udah ngertiin pasangan gue
kok. Tiap gak di jemput atau gak di beliin sesuatu gue ngerti banget. Atau
ketika lagi jalan terus gak jadi nonton gue juga ngerti lagi.”
Ngerti itu jangan hanya di ucapkan
saja, tapi harus di lakukan secara real dan tanpa ada rasa ngambek-ngambek
sedikitpun. Satu hal yang gue tahu dalam berhubungan setiap pasangan selalu
mementingkan egonya masing-masing. Misalnya ada kayak gini, ada salah paham
kecil antara mereka yang menamakan diri mereka sedang berpacaran. Besoknya
mereka diam-diaman dan gak saling bicara. Alasan mereka begitu karena mereka
lebih mementingkan ego mereka.
Misalnya
dalam posisi si cewek bakalan bilang, “Ini salah dia!” lalu si cowok juga
sependapat dengan asumsi si cewek. Gimana bakalan baikan kalau saling menyalahkan.
Alangkah indahnya jika mereka seperti ini…
Lagi salah paham kecil, si cewek
ngambek disms gak di balas di telpon malah di matiin. Lalu dengan tidak
mementingkan egonya…
Cowok
: ‘maafin ya, ini salah aku!’
Cewek
: ‘…’
Cowok
: ‘Kamu kalau marah ntar tambah keriput loh. Maafin ya, janji gak bakalan
ngulang lagi’
Cewe : ‘Baik. Dimaafkan’
Disini
gue gak maksud harus cowok duluan yang minta maaf, ada kalanya cewek juga harus
minta maaf duluan jika sedang bertengkar. Karena menurut gue gak selamanya
cowok yang harus disalahkan atas keangkuhan si cewek.
Beeehh,
mantep gak tuh! Dengan begini gue jamin mau hubungan kalian NDR atau LDR kalian
pasti awet sampai ke pelaminan. Jika kalian sudah berkomitmen untuk menjalin
suatu hubungannya ini berarti kalian sudah harus bisa menerapkan rasa saling
percaya, pengertian, dan mengalahkan ego kalian. Jika ketiga hal itu tidak bisa
di lakukan, gue saranin mendingan kalian pacaran sama patung aja atau gak usah
pacaran sama sekali. Seperti yang di katakan @poconggg ‘single itu prinsip. Jomblo itu nasib’ tergantung kalian mau
mempertahankan prinsip atau mau merubah nasib.
Gue pikir segini aja tulisan gue
hari ini. Gue harap dengan tulisan gue ini ada sedikit manfaat buat kalian yang
sedang menjalani NDR atau LDR. Akhir kata gue ucapkan jika ada yang kepengen
konsultasi tentang masalah percintaan atau masalah hubungan kalian dengan
pasangan kalian silahkan contact mbah ngesop di >> arista0727@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar