Desember 24, 2011

SEPENGGAL TULISAN TAK BERBOBOT

RELATIONSHIP
            Pertama-tama gue ngucapin thanks to Allah yang udah ngasih gue otak yang kadang normal dan kadang abnormal. Gue juga ngucapin makasih sebanyak-banyaknya buat temen-temen gue yang udah ngasih inspirasi buat gue nulis satu tulisan yang mungkin gak banyak manfaatnya.
Gue pikir cukup segini aja ucapan terima kasihnya. Selanjutnya, buat kalian yang bakalan baca tulisan gue ini, gue sangat menyarankan buat baca istigfar beberapa kali. Dan tolong jauhkan diri anda dari baygon atau pisau yang tumpul.

Relationship… apa itu relationship? Jika di artikan perkata relation = hubungan dan ship = kapal, jadi relationship itu adalah HUBUNGAN KAPAL (Bodoh tingkat anggota dewan keserempet Jupe). Seseorang saling bertemu dan jatuh hati adalah misteri terindah yang Tuhan ciptakan. Bagaimana seseorang bertemu lalu jatuh cinta selalu membuat gue bertanya-tanya, apakah ketika bertemu, mereka bertemu dengan cupid yang sedang memanah panah asmara? Ataukah mereka saling tatap-tatapan hingga mereka saling suka? Atau mungkinkah Vino G Bastian jadian sama gue?
Balik lagi ke Relationship. Sebenarnya relationship itu di golongkan ke dalam dua jenis, pertama pytecantropus erectus dan kedua adalah homo sapiens (bingung kan lo?). Yang tadi gue bercanda, relationship itu ada dua jenis. Pertama NDR dan kedua LDR, mari kita bahas satu persatu biar ada manfaat.

NDR (Near Distance Relationship)
Dua manusia baru bisa di katakan saling mencintai atau berpacaran apabila mereka telah melewati tahap-tahap penjajakan bukan penjajahan ya!
            Ibaratnya gini… seseorang yang mengatakan diri mereka berpacaran ketika mereka sering bertemu entah itu secara tidak langsung maupun secara langsung. Duduk di café sambil ngulurin tangan kanan lalu teriak “PAK… MINTA PAK! BELUM MAKAN KFC SEMINGGU!”. Atau ketika mereka menghabiskan waktu hanya untuk ngobrol gak jelas sambil nyari tahu targetnya suka apa. Rutinitas PDKT ini minimal 2x sehari dilakukan dan lebih baik di lakukan di malam jumat sambil jaga lilin. Beehhh, mantep gak tuh!
            Lalu… mereka yang menyebut diri mereka berpacaran ketika malam minggu tiba, mereka akan melakukan segala cara agar malam itu menjadi milik mereka berdua (terutama kaum hawa). Mereka menghabiskan waktu hanya untuk nonton di bioskop atau candle light dinner. Anyway, candle light dinner apaan ya?
            And then, mereka yang menyebut diri mereka berpacaran pasti selalu menghabiskan semua waktu bersama, mulai dari mereka bangun tidur hingga mereka gak bangun-bangun dari tidur (nah loh!). Orang yang berpacaran, katanya harus selalu menghabiskan waktu bersamaan. Ke sekolah sama-sama, ke kampus sama-sama, ke kantor sama-sama, makan sama-sama, nonton sama-sama, boker sama-sama (gimana caranya coba?), hingga tidur sama-sama (ajee gile nih!). Semua yang bersama itu menandakan mereka berpacaran.
            Pertanyaannya, bagaimana dengan mereka yang LDR-an? Apakah mereka bisa di katakan berpacaran jika jangka waktu ketemu hampir tidak ada? Apakah mereka bisa di katakan berpacaran jika komunikasi di lakukan hanya beberapa jam di malam hari? Dan apakah mereka bisa dikatakan berpacaran jika tidak pernah bertemu? Gue selalu kagum sama orang-orang yang menjalani LDR tapi selalu awet.

LDR (Long Distance Relationship)
Bagaimana dua manusia bisa saling jatuh cinta hanya dengan sms, chatting, dan telponan tanpa bertemu sekalipun adalah misteri yang selalu tetap menjadi misteri. Seperti yang di katakan Ari Lasso – Misteri Ilahi. Dan gue selalu kagum dengan mereka yang menjalani LDR tetapi tetap setia dengan pasangannya.
            Gue punya temen, sebut saja namanya Tari (Nama samaran). Dia sudah lama menjalani LDR sama pacarnya selama 7 tahun, selama berhubungan mereka tidak pernah bertemu sekalipun. Bahkan untuk videochat sekalipun mereka tidak pernah melakukannya, yang mereka lakukan awalnya hanya chatting. Cinta dari sepotong chatting, kita sebut seperti itu saja. Tukeran Foto adalah hal pertama yang di lakukan Tari dengan pacarnya yang kita namai Yaya (Nama Samaran juga). Dari foto itu dan hanya dari iseng-iseng saja mereka jadian, padahal kalian tahukan. Dunia maya tidak sepenuhnya berisi dengan kejujuran, bisa saja foto yang di kirimkan Yaya adalah foto temennya atau foto tetangganya atau bahkan foto bokapnya (yang terakhirnya kayaknya imposibble banget deh).
            Di awal mereka jadian mereka sangat jarang bertengkar, bertengkarpun hanya beberapa kali dalam sebulan. Andaikata mereka bertengkar, hanya hitungan jam mereka bakalan baikan kembali. Tari dan Yaya tidak pernah menghabiskan waktunya untuk nonton bersama, makan bersama, atau menghabiskan malam mingguan bersama. Terkadang malam minggu pun Tari habiskan berdiam diri di rumah dengan keluarganya, sementara Yaya menghabiskan malam minggunya dengan kumpul bersama teman-temannya. Bahkan ketika telepon tidak di angkatpun Tari tidak pernah mengeluh, terkecuali si Yaya di telponin ribuan kali terus gak diangkat barulah si Tari protes (ya iyalah). Tapi jika hanya tiga kali tidak angkat, Tari gak pernah ambil pusing. Itu juga jika smsnya tidak di balas, Tari tetap tidak ambil pusing. Bahkan ketika sendal Tari hilang di musholla Tari gak pernah ambil pusing, soalnya dia ambil sendal orang lain sebagai ganti sendal yang ilang (Naluri maling emang!).
            Sampai sini kalian pasti bilang, “NGAPAIN LO CERITA TENTANG TARI DAN YAYA?” atau mungkin kalian bakalan bilang “MAKSUD LO NULIS INI APA?” atau mungkin kalian bilang “YA, AMPUN! YANG NULIS INI CANTIKNYA KEBANGETAN!”. Mari melangkah ke tahap yang lebih inti lagi.

Belajar dari LDR
            Berkaitan dengan pembahasan gue di awal-awal tadi, dari NDR gue bisa narik kesimpulan kalau “CEWEK ITU KEBANYAKAN EGOIS”. Buat para kaum Adam jangan pada angguk-angguk dulu, dan buat cewek jangan pada emosi dulu. Sebagai seorang cewek gue bukan memojokkan kaum cewek saja tapi emang pada kenyataannya cewek itu kayak gitu yah jadi terima aja kali.
            Buat cowok, pernah gak ngalamin hal kayak gini… pas malam minggu ketika kalian lagi benar-benar disibukkan dengan kegiatan kalian terus tiba-tiba cewek kalian ngajak keluar and then kalian gak turutin, cewek kalian bakalan ngomong apa? Yup, mereka bakalan bilang “kamu tuh udah gak sayang aku lagi” atau mungkin mereka bilang “jadi kamu lebih milih kegiatan-kegiatan kamu di banding aku” dan gue jamin setelah ngomong gitu dan masih kalian gak turutin pasti langsung ngambek sampai kesambet kuda lumping.
            Bukan cuma itu saja sih, pernah juga gak ngalamin yang kayak gini… ketika cewek kalian nelpon terus gak kalian angkat, reaksi cewek kalian gimana? Yup, mereka bakalan bilang “Aku telpon dari tadi kenapa gak dibalas? Lagi selingkuh ya kamu!” atau mereka bakalan bilang “Kalau aku telpon dalam kondisi apapun kamu harus angkat, kan udah pernah aku bilangin!” semua ini pasti pernah dialami oleh kalian yang menjalani NDR. Dan dua contoh kejadian gak penting itu juga kadang dialami oleh cewek yang punya pacar over lebay banget.
            Dan paling parah lagi, gue pernah denger gini… temen gue minta di jemput terus-terusan sama cowoknya giliran gak di turuti ngambeknya selangit. Atau minta di beliin ini-itu, giliran gak dibeliin manyun sampe Mandra aja kalah. Logikanya gini, COWOK LO ITU TUKANG OJEK ATAU SUPIR LO? COWOK LO ITU SUAMI LO APA PACAR LO?
            Pernah gak sih kalian para cewek berfikir, ketika kalian nelpon terus pacar kalian gak ngangkat itu karena dia sedang mengendarai kendaraan atau karena dia sedang tidur jadi gak denger atau mungkin bener-bener dia sedang selingkuh (gue becanda!). Pernah gak sih kalian berfikir, pacaran itu bukan ajang buat minta-minta. Bukan ajang buat nyari supir atau tukang ojek. Jujur saja sebagai umat muslim gue gak setuju jika ada pacar-pacaran, alangkah lebih baik jika ta’aruf saja. Sayangnya sampe sakarang belum ada yang ngajak gue ta’arufan, huahahaha.
            But, buat kalian yang masih belum bisa ngerti mari belajar dari kisah Tari…
         Tari ketika menelpon Yaya terus gak diangkat, Tari hanya diam. Dia tidak akan melakukan apapun kecuali diam hingga Yaya memberi penjelasan kenapa teleponnya tidak di angkat. Lalu ketika sms juga gak dibalas Tari hanya diam, tidak ngambek apalagi ngembik (disangka Tari kambing apa). Lalu Tari tidak pernah sekalipun meminta Yaya untuk menjemputnya atau membelikannya sesuatu, karena menurut Tari “gue punya duit, ngapain minta orang lain beliin gue barang-barang yang gue mau”, mantep gak tuh pemikiran cewek ini!
          Lalu apa yang membuat hubungan Tari dan Yaya berhasil dia jalani selama 7 tahun tanpa harus bertemu atau jalan berdua atau duduk dan makan berdua? Ketika gue tanya, Tari hanya menjawab “Intinya sih saling ngerti aja sama ego masing-masing harus di lawan, terus positif thingking aja. Soalnya kalau sekali aja lo negatif thingking sama pasangan lo pasti ujung-ujungnya kalian gak bakalan tahan lama. Ibaratnya gini, ketika lo nelpon pacar lo terus gak diangkat jangan di fikir pacar lo gak sayang lo lagi. Tapi fikir kalau pacar lo lagi bener-bener gak bisa ngangkat telepon”. Gue cuma ngangguk-ngangguk tanda ngerti.
            Lalu kembali lagi gue tanya, “Gimana caranya lo bisa selalu positif thingking?”
           “Gampang. Jangan denger lagu-lagu yang mengisyaratkan pacar lo disana sedang selingkuh. Dan lagi harus SALING NGERTI” Tari menekankan.
            Sampai sini gue cukup ngerti dan gue harap kalian juga cukup ngerti. Saling ngerti itu gampang banget, dan gue jamin kalian yang baca ini pasti bakalan bilang “Gue juga udah ngertiin pasangan gue kok. Tiap gak di jemput atau gak di beliin sesuatu gue ngerti banget. Atau ketika lagi jalan terus gak jadi nonton gue juga ngerti lagi.”
            Ngerti itu jangan hanya di ucapkan saja, tapi harus di lakukan secara real dan tanpa ada rasa ngambek-ngambek sedikitpun. Satu hal yang gue tahu dalam berhubungan setiap pasangan selalu mementingkan egonya masing-masing. Misalnya ada kayak gini, ada salah paham kecil antara mereka yang menamakan diri mereka sedang berpacaran. Besoknya mereka diam-diaman dan gak saling bicara. Alasan mereka begitu karena mereka lebih mementingkan ego mereka.
Misalnya dalam posisi si cewek bakalan bilang, “Ini salah dia!” lalu si cowok juga sependapat dengan asumsi si cewek. Gimana bakalan baikan kalau saling menyalahkan. Alangkah indahnya jika mereka seperti ini…
Lagi salah paham kecil, si cewek ngambek disms gak di balas di telpon malah di matiin. Lalu dengan tidak mementingkan egonya…
Cowok : ‘maafin ya, ini salah aku!’
Cewek : ‘…’
Cowok : ‘Kamu kalau marah ntar tambah keriput loh. Maafin ya, janji gak bakalan ngulang lagi’
Cewe : ‘Baik. Dimaafkan’
Disini gue gak maksud harus cowok duluan yang minta maaf, ada kalanya cewek juga harus minta maaf duluan jika sedang bertengkar. Karena menurut gue gak selamanya cowok yang harus disalahkan atas keangkuhan si cewek.
Beeehh, mantep gak tuh! Dengan begini gue jamin mau hubungan kalian NDR atau LDR kalian pasti awet sampai ke pelaminan. Jika kalian sudah berkomitmen untuk menjalin suatu hubungannya ini berarti kalian sudah harus bisa menerapkan rasa saling percaya, pengertian, dan mengalahkan ego kalian. Jika ketiga hal itu tidak bisa di lakukan, gue saranin mendingan kalian pacaran sama patung aja atau gak usah pacaran sama sekali. Seperti yang di katakan @poconggg ‘single itu prinsip. Jomblo itu nasib’ tergantung kalian mau mempertahankan prinsip atau mau merubah nasib.
            Gue pikir segini aja tulisan gue hari ini. Gue harap dengan tulisan gue ini ada sedikit manfaat buat kalian yang sedang menjalani NDR atau LDR. Akhir kata gue ucapkan jika ada yang kepengen konsultasi tentang masalah percintaan atau masalah hubungan kalian dengan pasangan kalian silahkan contact mbah ngesop di >> arista0727@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar