April 03, 2011

Just Me


Kenalin, nama gue Arin alias Arini Aris. Gue terlahir sebagai satu-satunya perempuan yang paling manis dalam keluarga gue (yeah, that’s only happen in my dream. Oke kalian boleh tertawa!!). Sebenarnya gue punya dua saudara perempuan, tapi menurut gue diantara kami bertiga cuma gue yang paling manis, soalnya kedua saudara gue cantik, hehehe. Eittsss, bukan berarti gue ngatain diri gue jelek yah!!
Bagi gue cantik dan manis itu beda jauh. Seseorang dikatakan cantik apabila dia memiliki paras yang hampir sempurna atau dalam pendapat gue orang cantik itu sekali di lihat oke tetapi ketika dipandangi terus menerus ada rasa bosan juga. Beda dengan manis, cewek manis itu dipandangi sampai botak juga bakalan gak bosan (kayak gue gitu deh!!). Itu pendapat gue yah antara manis dan cantik (so, kalian pilih jadi cewek yang cantik atau manis?). Gue sih lebih suka di kataiin manis :).
Oke, gue lanjut lagi, masih sekitaran perkenalan gue dulu yah. Diantara kami bertiga sebenarnya gue satu-satunya yang sangat tomboy dan juga satu-satunya yang menggunakan jilbab diantara saudara perempuan gue. Tapi berkat gue pakai jilbab, Mama akhirnya ikut pakai jilbab juga. Padahal dulu, tiap kali kami sekeluarga jalan-jalan Mama pasti nyuruh gue gak pakai jilbab. But, alhamdulillah sekarang Mama udah nutup auratnya. Segitu dulu perkenalan gue.
***
Gue masih sibuk memandangi layar televisi gue sambil sesekali jemari gue sibuk mengetik huruf demi huruf menjadi sebuah kata, menyusun kata demi kata itu menjadi sebuah kalimat, lalu merangkai kalimat demi kalimat itu menjadi sebuah paragraph, dan akhirnya menjadikannya sebuah cerita (maaf kalau sedikit bertele-tele). Intinya gue lagi berusaha mengumpulkan ide-ide gue untuk membuat sebuah cerita pendek atau lebih kerennya “CERPEN”.
Malam ini malam minggu, seharusnya menjadi malam yang menyenangkan buat semua pasangan yang sedang dimabuk asrama, eh maksud gue asmara. Tapi enggak bagi gue, malam ini seperti malam-malam biasa. Gue habiskan seharian dirumah, baca buku, nonton, makan, tidur, dan kegiatan bermalas-malasan lainnya.
Yeah gue tahu seharusnya gue bisa sedikit melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk menghibur diri gue yang lagi gundah gulana di malam minggu. Tapi rasanya gak ada sesuatu yang menarik yang bisa gue lakukan. Sebenarnya ada satu hal sangat ingin gue lakukan, tapi pasti kalau gue minta izin ke Ayah gak bakalan diizinin. Gue sangat ingin melakukan aksi gila, entah itu gue ngamen sampai lupa waktu atau lupa diri (ebuset ngamen kok bisa sampai lupa diri), gue pengen menghabiskan malam dengan anak-anak jalanan, mendengarkan kisah mereka dan belajar dari mereka. Tapi sekali lagi, kemauan gue ini di tentang oleh orang tua gue.
Gue gak seperti anak-anak lain yang bebas kemana saja setiap malamnya. Setiap selesai sholat magrib Ayah pasti bakalan selalu ngontrol kami, dia selalu menelpon hanya sekedar untuk menanyakan “Apakah kami sudah pada kumpul di rumah atau tidak?”. Ketika salah satu saudara gue gak dirumah, maka Ayah akan gundah gulana alias khawatir alias cemas.
Yeah, gue tahu beberapa dari kalian yang membaca tulisan gue ini pasti bakalan ngomong “gila… bokap lo over banget. Lo diperlakuin kayak anak umur 9 tahun saja” atau mungkin ada yang berpendapat “Jadi selama hidup lo gak pernah gitu keluar diatas jam 6 atau pulang jam 12?” (kalau sama saudara gue sendiri sih boleh saja pulang malam) atau bahkan ada yang pernah mengatakan “sabar aja, orang tua emang kayak gitu. Kolot banget!! Masa iya anak udah gede masih diperlakukan kayak anak umur 7 tahun segala”.
Orang tua gue bukannya kolot atau apalah, mereka hanya mau menjaga anak-anaknya. Mereka hanya ingin anaknya menjadi anak yang disiplin dan patuh. Dan pastinya mereka tidak ingin anak-anaknya terjerumus ke dalam suatu lingkungan yang bisa merusak moral anak-anaknya.
Tapi disamping itu semua gue bersyukur memiliki orang tua seperti mereka, gue bersyukur punya Ayah yang tegas dalam mendidik anak-anaknya menjadi orang yang berguna dan pintar. Dan gue bersyukur malam ini gue bisa nonton transformer dengan seksama (lho??).
***
            Jam di HP gue udah menunjukkan waktu istirahat bagi saudara-saudara gue yang emang terkenal gampang tidur. Tapi tidak bagi gue, mungkin uniknya gue dari saudara-saudara gue yang lain ini nih. Terkadang begitu dekat bantal gue bisa tertidur dengan cepat, tapi terkadang gue bisa tertidur dengan sangat lama (ini kalau gue mengkonsumsi kopi). Bahkan diantara kami berlima, gue satu-satunya yang paling kuat berdagang, eh begadang maksudnya. Dan gue juga yang paling jarang sakit, gue sakit dalam setahun cuma sekali dan itu juga cuma Flu, sembuhnya juga cepet (ajaib kan!!).
            Mata gue masih sibuk dengan cerpen gue, malam ini gue menghabiskan waktu untuk menulis cerpen. Mata gue masih tetap focus dengan tulisan-tulisan yang muncul di layar laptop gue. Sesekali gue ngomong sendiri bak orang gila hanya untuk menjawab pertanyaan yang gue lontarkan sendiri. Gue bisa ngerasa kalau adik gue sedikit memandang aneh ke gue, mungkin dalam hati dia berkata “Kakak gue udah mulai gila kali ya!! Dari tadi ngomong sendiri gitu. Kasihan, padahal masih sangat muda!!”. Gue berbalik ke arah adik gue yang masih asyik menonton.
            “Lo katain gue gila ya?” gue langsung to the point.
            “Enak aja, gue dari tadi nonton juga. Ngapain coba gue ngata-ngatain lo? Untungnya buat gue apa?” Dian sedikit kaget.
            “Terus yang ngatain gue gila siapa?” gue bingung sendiri.
            “MENEKETEJENG!!” Balas Dian cuek.
            Gue kembali sibuk dengan tulisan gue. Begitu tulisan gue udah gue selesaiin, gue kembali mengalihkan pandangan gue ke layar televisi sambil sesekali memandangi layar HP gue. Kebiasaan rutin sebelum tidur gue yang selalu gue lakukan yaitu buka twitter atau facebook. Yeah, hanya sekedar gue buka, baca sebentar tanpa ada niat untuk ngeupdate status.
***
            Pukul 02.39 am, perut gue mulai daangdutan minta diisi. Gue merhatiin adik gue yang udah terlelap, menit berikutnya gue ke dapur, sekedar memeriksa apa ada makanan yang bisa gue konsumsi. Gue membuka kulkas satu pintu gue, menit berikutnya gue kecewa. Di dalam kulkas gue cuma ada 2 telur, 10 indomie, 1 botol madu, obat batuk kakak gue, bawang putih, keju, dan beberapa butir tomat.
            “Kenapa kakak gue gak pernah mau sih ngisi kulkas dengan makanan cepat saji? Atau setidaknya buah kek, biar pas lagi laper kayak gini gue gak perlu sibuk masak lagi” gue ngomel-ngomel sendiri.
            Gue emang doyan makan, sangat suka makan. Gue juga suka ngemil, sangat suka. Tapi gue heran, gue makannya banyak banget, ngemilnya juga coklat dan sejenisnya yang bisa nambah berat badan. Tapi kok gue gak gemuk-gemuk yah?? Jadi inget kata temen gue Wawa waktu bertamu ke rumahnya.
            “Lari ke dosa kali makanan-makanan lo makanya gak gemuk-gemuk!! Hahahaha” Wawa tertawa puas.
            Gue kembali membuka kotak cemilan gue, disana yang tertinggal cuma gery waffelatos, tim-tam coklat, dan juga oreo. Gue ngambil semuanya lalu mulai memutar channel TV yang menyiarkan siaran yang bagus. Gak lupa secangkir cappuccino menemani malam minggu gue yang panjang.
            Begini gue menghabiskan malam minggu gue. Nothing special, nothing interesting, just only me nothing HIM, HIM, and HIM. Gue mencomot tim-tam gue sambil sesekali tersenyum ketika alunan lagu ‘beri aku kekasih’ mengalun merdu dari hp gue…
Tuhan, berikan aku kekasih…
            Yang terbaik untuk hidupku yang bisa menerima ku apa adanya..


♥♥♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar