Sore-sore mereka selalu di penuhi dengan keramaian. Beberapa mungkin suka, beberapa juga tidak. Dari beberapa pendapat yang sering kali mampir di telinga hampir 100 % yang mengatakan "Ahh anak-anak di sana rata-rata kurang ajar. Suka maksa pula. Bagus juga kalau di tangkap SATPOL PP". Ada juga yang berkomentar dengan sedikit iba "Kasihan loh mereka. kadang makan sisa dari pengunjung yang tidak habis." Tapi semuanya hanya komentar. Yah, talk more no action (Ini kayak mirip Blog orang ya!!)
Malam minggu ini sambil bersihin sarang laba-laba di gubuk saya, sedikit cerita bolehlah saya bagi ke pengunjung setia gubuk saya (Kayak ada aja!!). Well, malam minggu seperti biasa saya naik motor sendirian, makan sendirian, ngayal sendirian, sampe rumah tidur sendirian (Ini sedikit curhat gak apapa kan ya!!)
Namanya KB PASI (Kelas Belajar PAntai losaRI)...
Itu nama yang saya berikan ketika pertama kali mendirikan kelas belajar itu di bawah naungan SSC Makassar. Awalnya susah, yah mereka yang mulai belajar berasal dari keluarga yang sudah terlalu sering berprilaku... maaf "Kasar". Marah, mereka main pukul. Sedikit di senggol, langsung di bacok. Di ledek sedikit, main tangan. Bagusan main HOMPIMPA kek biar pake tangan tetap seru.
Mengajar anak-anak itu pun harus dengan cara yang berbeda. Sering kali saya katakan pada teman-teman yang ikut membantu, "Jangan dimanja. Anak-anak semakin di manja semakin mereka menjadi-jadi. Tegasi!!" Tapi karena semua yang gabung di SSC Makassar pada baik-baik (saya doang kali ya yang agak kepreman-premanan) maka selalulah adik-adik disana di manja. Mereka berkelahi yang nangis di peluk. Mereka minta main di jam belajar di turuti. Kan sudah ada porsi waktu masing-masing.
Dan lalu, cara saya mendidik mereka ketika belajar pun beda dengan yang lain. Selalu saya berikan peraturan dalam kelas. Kenapa? Biar mereka tahu, dalam kelas yang non formal pun mereka tetap harus disiplin. Lalu ketika mengajar saya juga suka meminta dengan baik yang tidak ingin belajar silahkan keluar kelas, sebagai "Hasil kenakalan" mereka. Ujung-ujungnya ngambek, marah-marah. Pernah saya dibilang "......la" atau dikatain yang lebih kotor lagi. Well biasa, anak-anak di jalan lebih sering mendengar kata-kata itu dibanding "Maaf" dan "Terima Kasih".
Jangan salah paham dulu... Cara mendidik saya mungkin terbilang cukup keras tapi beneran, this is work. Jadi ketika ada yang buat onar di kelas kasih hukuman. Suruh tinggalkan kelas atau duduk di luar kelas. Jangan takut memberi hukuman sama adik-adik. Karena hukuman itu justru yang membuat mereka mengerti. Tapi ingat... setelah belajar, ajak bicara lagi. Baik-baik. Mereka mungkin menolak, tapi sebisanya kita untuk memberi pengertian ke mereka. Pada dasarnya mereka baik, hanya kurang memahami.
Nasehat. Sering-sering duduk berdua dengan setiap anak jalanan. Kasih mereka nasehat yang bisa membuat mereka paham kenapa harus melakukan ini atau itu. Oh GOD, saya juga suka ngeluh sama teman-teman perihal ini. Mereka selalu ngasih nasehat dengan begitu lembut tanpa ada ketegasan sama sekali. Maksudnya saya kasih mereka pilihan yang pada akhirnya mereka memilih yang baik. Susah juga menjelaskannya secara tidak langsung. (Kapan-kapan duduk berdua yuk sama saya, ngopi-ngopi kita)
Tapi dari mereka semua saya banyak belajar. Belajar untuk bertindak benar saat semua diam. Belajar untuk berani, belajar untuk terus berbenah diri. Juga belajar untuk terus bisa mengajari mereka. Karena belajar dari mengajar mereka seperti mendapat kejutan. Kecil namun berarti banyak. Kadang kala justru membuat haru.
Ketika lelah akan duniamu sendiri, datang ke sini. Disini banyak kejutan yang mungkin tidak kamu dapatkan di tempat lain. Kejutan kecil yang membuatmu kadang menangis syukur.
Maafin yak, gak ada gambar dulu. Jaringannya ngambekan nih~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar