Hujan
lagi-lagi menyisakan sebuah kenangan yang selalu datang tanpa diundang. Dia
selalu bisa menghadirkan sebuah kenangan manis yang masih tersimpan rapi di
laci kenangan. Hujan dan kamu selalu saing berkaitan satu sama lain dalam kenanganku.
Suara rintik hujan masih terdengar
begitu menangkan dari balik selimut. Makin ku tarik selimut yang menutupi tubuh
kurusku. Hanya kening dan mata yang tidak tertutupi. Samar-samar wajah ibuku
terlihat dengan tenang tidur. Hujan selalu berhasil membuatku terbangun. Bangun
dari tidur dengan mimpi indah yang selalu menjadi penghibur lara.
Sore hari selalu menjadi bagian dari hari yang
paling indah. Dan sisi terbaik menghabiskan sebuah sore dengan hujan masih
menemani adalah berkawan dengan kenangan. Jika kenangan tidak lagi membuatmu
menangis atau sedih, itu berarti kamu cukup bersahabat dengannya. Itu yang
selalu hatiku katakan pada logika ketika mata hendak menangis.
Setiap orang
pasti punya orang yang dia sukai diam-diam. Saat kita ingat orang itu, kita
merasa seperti sesak di dada, tetapi kita terus menyukainya. Walaupun aku tidak
tahu dimana dia sekarang. Apa kabarnya? Tapi dialah yang membuatku seperti ini.
Hal kecil yang disebut CINTA.
Empat bulan yang lalu, karena suatu sebab kenangan
kembali bermain di kepalaku. Ada sesuatu hal yang tiba-tiba membuat sesak. Dia
seolah menghantui beberapa lama, sebuah pertanyaan “Apa
kamu sudah menikah?” terus melayang dan membuatku merasa bad mood. Jengkel pada diri sendiri
karena sampai detik ini, masih juga rasa itu ada. Bahkan terkadang dia selalu
sering menghampiri di jam-jam yang tidak tertentu. Seseorang yang dulunya
sering ku panggil “Tuan Krab” karena setiap kali aku bertanya dia akan
memintaku untuk mencari tahu sendiri, setiap kali aku berbuat kesalahan dia
selalu menegurku dengan keras. Tuan Krab – ku yang entah bagaimana kabarnya
sekarang.
Setelah 3 tahun ... |
Sebuah jawaban akhirnya ku dapat.
Senang? Tentu ada sedikit perasaan senang, hanya sedikit. Wanita mana yang
tidak akan senang jika tahu orang yang begitu dia sukai belum menikah. Walaupun
aku tahu, jika wanita di dunia ini hanya tinggal aku, dia tidak akan memilihku
sekalipun. Jangan tanya kenapa? Karena aku sendiripun tidak tahu jawabannya
apa.
Lalu, karena hal ini juga kembali kenangan
memaksaku membaca beberapa pesan yang tidak pernah aku hapus. Ada alasan kenapa
setiap kali sebuah pesan masuk mendarat diponselku, begitu aku selesai
membacanya akan segera ku hapus. Bukan karena memorinya kini tidak cukup
menampung banyak pesan, tapi karena ada pesan yang selalu ingin ku jaga agar
tetap ada. Sebuah penyemangat untukku.
When message is only a message |
Jika saja waktu bisa diulang, aku
ingin meminta pada Tuhan untuk tetap bisa terjebak di kehidupan kamu. Tetap
bisa mengingatkan kamu, tetap bisa menunggu kamu. Tetap bisa mendengarkan suara
nafas kamu ketika tertidur di ujung ponsel. Tetap bisa sama kamu.
Bittersweet memories |
Apa masih sering kamu mengingatku?
Mengingat seseorang yang setiap pagi, siang dan malam sering mengirimkan sebuah
pesan singkat bertuliskan “Jangan lupa
sarapan ya kamu.” Atau “Ingat makan
siang tepat waktu.” Dan “kamu sudah
makan belum?”. Seseorang yang masih terus menunggu, walaupun beberapa kali
kamu menegaskan untuk tidak menunggumu.
Menunggu itu melatih sabar loh |
Dan sekarang aku benar-benar kembali
memikirkanmu. Memikirkan setiap detail tentangmu, tentang mimpi, tentang
suaramu, tentang senyummu, tentang hal-hal yang berkaitan denganmu. Semua
kembali mendarat di kepalaku. Semuanya. Dan apa sekarang aku masih boleh
menelpon kamu, sama seperti yang kamu bilang tiga tahun yang lalu. Tepat ketika
statusku di twitter berkata “Rindu” untukmu.
I'm thinking 'bout you know, may I make a call? |
Terima kasih untuk setiap keajaiban
kecil yang kamu ajarkan, untuk segala hal yang membuatku bisa berubah menjadi
lebih baik lagi. Untuk setiap kenangan indah yang kamu tititpkan. Untuk senyum,
nasehat, dan nyanyian kamu ketika kita saling diam di telepon. Terima kasih
untuk semangat yang terus kamu berikan sampai detik ini. Jika bukan karena mu,
sekarang tidak akan pernah aku merasa sebaik ini dalam kehidupanku yang begitu
membosankan. Dan terima kasih karena masih mengingat namaku.
How happy i am when you remember my name :) |
And now I Miss you, REYNALDI ACHMAD
GUMILANG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar