November 16, 2012

Surat Untuk Penguasa Langit

  Dear Penguasa Langit...
    Hari ini saya ingin meminta waktu-Mu sebentar. Bukan untuk mengeluhkan banyak hal tentang ini dan itu yang senantiasa menjadi bumbu pelengkap kehidupan. Hari ini saya cuma ingin berterima kasih pada-Mu.
     Setahun berlalu dalam kalender Islam. Apa yang telah saya capai? Mungkin itu kalimat terbaik yang harus saya lontarkan ke diri saya. Bagaimana Cara saya menjawabnya Penguasa Langit. Begitu banyak hal yang terjadi dalam hidup saya setahun terakhir ini. Jika saya harus bercerita secara detail, selembar, dua lembar, bahkan puluhan lembar kertas tidak akan habis karenanya.
     Karena setahun telah berlalu, sebelum saya kembali menata Ulang hidup saya di tahun 1434 H ini, mungkin sedikit flashback bisa menjadi pelajaran kecil untuk selalu saya ingat ketika lupa menghampiri.
     1433 H, bertemu Raldi. Berteman dengannya, lalu kemudian bermusuhan. Salah satu bumbu pemanis kehidupan. Apa kabarnya? Entahlah sudah beberapa bulan lamanya dia hilang Tuhan, bukankah Pernah saya meminta-Mu menjaganya? Kau pasti begitu mengenalnya. Dia yang diantara bulan Maret hingga April terus saya sebut namanya. Sekarang? Saya tidak lagi menyebutnya bukan karena lupa tapi karena penghuni daratan-Mu yang lain yang kini menggantikanku menyebutnya dalam doa. Untuk sebuah pertemuan singkat itu saya sangat berterima kasih. Oh ya Penguasa Langit, tolong katakan pada Raldi, "kita Masih berteman kan?" saya lelah dianggap musuh, lelah dianggap salah, saya selalu ingin secara langsung meminta maaf padanya tapi melihat sikapnya benar2 membuat nyaliku ciut. Belajar dari Raldi seperti belajar dari seorang kakak, too much lesson too much sadness.
     Next, Arya. Huaaa, cerita soal Arya tidak akan ada habisnya. Orang-orang menyebutnya brengsek, kurang ajar, tidak tahu diri, dan segala makian kasar mampir di dirinya. Tapi bagiku tidak, dia seorang yang baik hati. Dia seorang yang pemaaf. Kau tahu Tuhan, saya belajar sabar darinya. Saya belajar dewasa darinya, dari seorang pria yang lebih muda dibanding saya. Banyak hal yang saya pelajari darinya sebelum pada akhirnya saya berhenti menyebutnya dalam doa. Bukan karena saya tidak tahu berterima kasih tapi karena sudah ada penghuni daratan lain yang mendoakannya. Bukankah Kau selalu melihat penghuni daratan-Mu dari langit, tolong perhatikan beberapa penghuni-Mu termasuk Arya. Untuk pertemuan Cukup lama ini saya ucapkan terima kasih Tuhan.
     Lulus kuliah.... Gelar dan pengalaman selama tiga setengah tahun dikampus menjadi hal yang begitu menyenangkan, bertemu dengan orang-orang hebat, saling menginspirasi, saling membantu membuat hidup saya jauh lebih bermakna. Belajar dari berbagai macam karakter membuat saya tahu bahwa setiap manusia itu berbeda, dalam banyak hal. Untuk ini saya ucapkan beribu terima kasih Tuhan. Untuk pertemuan dengan pitti, Wawa, icha, wulan, uny, dan lia. Begitu banyak warna yang kalian berikan kawan.
     Kerja. Kalau kembali mengingat bagaimana susahnya mencari sebuah pekerjaan dan bersaing dengan ratusan pengangguran lainnya dulu mungkin saya akan stress di buatnya. Begitu lulus tanggung jawab orang tua sudah tidak ada lagi. Bagaimana setiap perusahaan menolak saya karena penampiln saya, karena jilbab saya. Bahkan buruknya keluarga saya justru menyarankan membuka jilbab saya. Yang bisa saya lakukan waktu itu hanya percaya pada-Mu dan memegang teguh prinsip saya "hijabku tidak akan tersingkap hanya untuk sebuah pekerjaan" dan Kamu wahai Penguasa Langit terus bersamaku ketika itu, terus menyakinkanku bahwa dengan hijab apapun bisa saya dapatkan. Dan terbukti saya mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak tanpa harus mengorbankan hijab saya. Untuk itu saya amat sangat berterima kasih.
     Lalu Juli kemarin... Agustus kemarin... September kemarin... Oktober kemarin... Dan sekarang November, kembali Kau mempertemukan saya dengan seseorang. Kali ini berbeda dengan dua pria yang Kau pertemukan denganku sebelumnya. Kali ini berbeda dengan perasaan yang timbul pada Arya dan Raldi. Tak perlu saya menyebut namanya, Kau tahu betul Siapa penghuni daratan-Mu yang saya Maksud, saya seantiasa menyebutnya dalam setiap doa bukan. Bagaimana saya harus berterima kasih pada-Mu wahai Penguasa Langit? Bertemu dengan si jendral ini benar-benar memberi banyak pengalaman hidup untuk saya. Mimpi yang dulu kandas kembali semangat keluar dari tempat persembunyiannya. Dia, si jendral ini seperti sebuah pemicu buatku, pemicu untuk menjadi lebih baik, pemicu untuk selalu bermanfaat, dan terlebih dia mengajarkanku arti ketulusan. Selama ini setiap kali bertemu orang senyum akan selalu tersemat bukan, tapi pernahkah kita berfikir, bukan hanya produk yang palsu tapi senyum juga bisa palsu. Dan dari si jendral ini saya belajar ketulusan, kebaikan, dan banyak lagi. Untuk sebuah pertemuan ini saya sangat, sangat, sangat berterima kasih pada-Mu Tuhan. Tolong katakan padanya "bolehkah saya yang menjadi pemilik hatinya?".
     Lalu... Adik-adik yang sangat beruntung yang terlahir serba berkecukupan yang sempat saya ajar. Saya benar-benar iri dengan mereka, Masa kecil mereka sudah mengenal kerja keras, membantu orang tua mereka. Banyak yang peduli pada mereka, dan mereka menikmati semua itu. Siapa yang tidak akan iri dengan kehidupan seperti itu. Untuk pertemuan dengan adik-adik luar biasa ini saya ucapkan beribu terima kasih Tuhan.
     Masih banyak rasa terima kasih yang ingin saya sampaikan, hal-hal kecil yang mungkin saya lupa. Saya ingin berterima kasih untuknya. Untuk setiap tarikan nafas, untuk sirius yang kian terang, untuk si jendral, untuk adik-adik dipanti dan diTPA, untuk tangis, tawa, untuk keluarga, saudara, orang tua, teman, dan mereka yang duduk dibawah pohon rindang seraya memohon belas kasih. Untuk mereka semua yang sekedar mampir tanpa meninggalkan apapun dalam kehidupanku, saya mengucap berjuta syukur dan rasa terima kasih. Untuk kalian jazakumullah khairan.
     Demikianlah, surat singkat saya hari ini. Kau Masih bersamaku kan? Oh ya, boleh saya minta si jendral untuk jadi milikku? Hqhahahahah, Jika Kau diam itu artinya iya. Semoga si jendral juga memiliki rasa yang sama denganku. Kumohon perhatikan dia wahai Penguasa Semesta Alam :)
     Tahun baru ini, hari baru ini, sebuah proposal hidup yang baru telah saya buat. Bagaimana saya mencapainya, mungkin hanya saya dan Engkau yang tahu. Yang pasti selama Kau terus disampingku apapun yang terjadi saya percaya bahwa itulah yang terbaik yang Kau berikan untukku Tuhan. Kapan-Kapan saya mengirimkan surat lagi, mungkin ketika saya berhasil memenangkan hati si jendral surat berikutnya akan datang pada-Mu. Terima kasih banyak untuk iman yang Engkau sisipkan di hatiku. Dan terima kasih banyak untuk apa yang telah Engkau berikan. Tidak ada Kata yang bisa menggambarkan rasa terima kasih saya kecuali satu syukur.



_shirarius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar