Februari 04, 2012

AKU DIMATA MEREKA


            Sebulan lebih hampir gak nulis, dunia kerja ditambah perkuliahan membuat gue kadang gak punya waktu bahkan hanya untuk kentut pun gue gak bisa. Dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore gue udah disibukkan dengan kerjaan di kantor, di tambah hari sabtu dan minggu gue juga harus kuliah lagi. Kuliah sambil kerja itu benar-benar melelahkan, itu menurut beberapa orang yang doyan ngeluh. Bagi gue kuliah sambil kerja itu adalah pengalaman baru yang mengasyikkan, ada tantangan sendiri untuk gue. Dari pengalaman ini gue bisa lebih menghargai waktu, bisa lebih disiplin, dan tentunya bisa lebih menambah ilmu juga.
            Anyway dibalik semua aktivitas gue yang lumayan gak penting untuk gue ceritakan, hari ini gue mau sedikit cerita tentang sosok diri kita atau lebih tepatnya diri gue dimata orang lain. Setiap orang punya pandangan mereka masing-masing tentang diri kita entah itu pandangan mereka baik atau pandangan mereka buruk. Semuanya ada pelajaran masing-masing dari apa yang mereka kemukakan tentang diri kita.
            Waktu pertama kali tiba di Makassar Mama sempat ngomong gini, “Tante kamu bilang loh kalau diantara semua saudara kamu, kamu itu yang paling baik Rin”. Gue sempat shock denger ini, bisa-bisanya tante gue nganggep gue paling baik diantara keempat saudara gue, padahal gue gak pernah ngasih apa-apa untuk dia.
            “Hahaha, ahh itu mah karena tante gak pernah tahu saya, Ma. Kalau menurut mama?” Gue balik bertanya. Mama berhenti sejenak membereskan pakaiannya lalu ngeliat gue dan bilang, “Anak-anak mama semuanya baik gak ada yang paling atau super baik.”
            Ini pendapat pertama yang gue denger dari orang lain tentang diri gue. Waktu nulis ini gue sempat mengingat-ingat beberapa pendapat orang tentang gue. Waktu SMA temen gue juga sempat mengatakan sesuatu tentang gue, kalau gak salah ketika gue kelas 3 SMA, namanya Edi. Entah dia kesambet jin penunggu pohon toge atau dia kesambet jin penunggu toilet sekolah tanpa di duga tiba-tiba dia ngomong, “Kamu ini gak pernah marah ya? Setiap hari saya lihat kamu senyum terus, gak pernah marah kayak anak-anak yang lain.”
            “Hah?” gue mangap. “Hahahaha, buat apa juga marah? Gak ada juga yang ngebuat saya marah” sambung gue sambil cengengesan minta di traktir.
            Gue gak pernah berfikir kalau ternyata ada juga orang lain yang suka memperhatikan gue. Dulu sih gue emang sempat bertanya-tanya, “kalau orang lagi menatap kita kira-kira mereka sedang memikirkan apa ya?” sampai sekarang pun pertanyaan itu masih sering gue lontarkan ke rumput yang bergoyang.
            Temen gue yang lainnya juga pernah bilang ke gue, kali ini temen kampus gue waktu kuliah S1 dulu. Dia sempat bilang kayak gini, “Dulu tuh saya pikir kamu itu sombong banget Rin, di liatin dari jauh muka kamu itu sombongnya minta ampun. Eh gak tahunya begitu dekat dengan kamu ternyata orangnya miring alias sarap, hahahaha.”
            Perkataan temen gue yang ini sedikit menusuk, bagian belakangnya sedikit gak enak gitu ya. Kesannya gue seperti pasien dari rumah sakit jiwa yang baru saja sembuh tapi masih menyisakan sakit jiwa. Perkataan temen gue ini hanya gue sambut dengan tawa membahana, begitu gue ketawa kenceng banget tiba-tiba saja samar-samar dia bilang “Itu bukan temen saya kok” sama orang disebelahnya.
            Sometimes, anggapan tentang diri kita menurut versi kita itu sangat berbanding terbalik dengan anggapan orang lain tentang kita. Kalau gue disuruh menjawab jujur semua pertanyaan dan pernyataan diatas gue bakalan bilang “Saya itu gak baik, sangat tidak baik. Saya makhluk paling menyebalkan sedunia, saya itu suka marah tapi gak suka marah-marah didepan orang lain. Saya jahat, ngeselin, bikin orang sakit hati, bikin orang jengkel, terkadang saya bisa ngebuat mood orang menjadi sangat jelek ketika bertemu saya. Pokoknya saya sangat jauh dari apa yang dikatakan orang-orang tentang saya.”
            Terkadang apa menurut kita gak baik justru baik di mata orang lain. Apa yang menurut kita salah malah benar di mata orang lain. Kita bisa mengatakan diri kita seburuk apapun yang kita mau, tapi mungkin ketika kita mengatakan diri kita buruk justru orang lain menganggap diri kita baik atau lebih terlihat sempurna di mata mereka.
            KETIKA KAMU MENGANGGAP DIRI KAMU BURUK UNTUK ORANG LAIN, JUSTRU ORANG MALAH AKAN MENGANGGAP KAMU BAIK DI MATA MEREKA. Segala keburukan yang kita katakan tentang diri kita justru baik untuk orang, malah mungkin dimata mereka kita sempurna.
            Pesen gue cuma satu, berhenti mengatakan diri kalian jahat atau segala perkataan yang mengatakan diri kalian kurang. Bagi anda mungkin anda tidak sempurna tapi bagi orang lain anda adalah makhluk yang sempurna. We live not merely for ourselves but for others too.

p.s. waktu lagi nulis ini teteh gue bentar lagi mau ngelahirin, doain ya biar persalinannya berjalan lancar, biar ibu sama anak bisa sehat wal’afiat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar