Sebulan lebih hampir gak nulis,
dunia kerja ditambah perkuliahan membuat gue kadang gak punya waktu bahkan
hanya untuk kentut pun gue gak bisa. Dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore gue udah
disibukkan dengan kerjaan di kantor, di tambah hari sabtu dan minggu gue juga
harus kuliah lagi. Kuliah sambil kerja itu benar-benar melelahkan, itu menurut
beberapa orang yang doyan ngeluh. Bagi gue kuliah sambil kerja itu adalah
pengalaman baru yang mengasyikkan, ada tantangan sendiri untuk gue. Dari pengalaman
ini gue bisa lebih menghargai waktu, bisa lebih disiplin, dan tentunya bisa
lebih menambah ilmu juga.
Anyway
dibalik semua aktivitas gue yang lumayan gak penting untuk gue ceritakan,
hari ini gue mau sedikit cerita tentang sosok diri kita atau lebih tepatnya
diri gue dimata orang lain. Setiap orang punya pandangan mereka masing-masing
tentang diri kita entah itu pandangan mereka baik atau pandangan mereka buruk.
Semuanya ada pelajaran masing-masing dari apa yang mereka kemukakan tentang
diri kita.
Waktu pertama kali tiba di Makassar Mama
sempat ngomong gini, “Tante kamu bilang loh kalau diantara semua saudara kamu,
kamu itu yang paling baik Rin”. Gue sempat shock denger ini, bisa-bisanya tante
gue nganggep gue paling baik diantara keempat saudara gue, padahal gue gak pernah
ngasih apa-apa untuk dia.
“Hahaha, ahh itu mah karena tante
gak pernah tahu saya, Ma. Kalau menurut mama?” Gue balik bertanya. Mama
berhenti sejenak membereskan pakaiannya lalu ngeliat gue dan bilang, “Anak-anak
mama semuanya baik gak ada yang paling atau super baik.”
Ini pendapat pertama yang gue denger
dari orang lain tentang diri gue. Waktu nulis ini gue sempat mengingat-ingat
beberapa pendapat orang tentang gue. Waktu SMA temen gue juga sempat mengatakan
sesuatu tentang gue, kalau gak salah ketika gue kelas 3 SMA, namanya Edi. Entah
dia kesambet jin penunggu pohon toge atau dia kesambet jin penunggu toilet
sekolah tanpa di duga tiba-tiba dia ngomong, “Kamu ini gak pernah marah ya? Setiap
hari saya lihat kamu senyum terus, gak pernah marah kayak anak-anak yang lain.”
“Hah?” gue mangap. “Hahahaha, buat
apa juga marah? Gak ada juga yang ngebuat saya marah” sambung gue sambil
cengengesan minta di traktir.
Gue gak pernah berfikir kalau
ternyata ada juga orang lain yang suka memperhatikan gue. Dulu sih gue emang
sempat bertanya-tanya, “kalau orang lagi menatap kita kira-kira mereka sedang
memikirkan apa ya?” sampai sekarang pun pertanyaan itu masih sering gue lontarkan
ke rumput yang bergoyang.
Temen gue yang lainnya juga pernah
bilang ke gue, kali ini temen kampus gue waktu kuliah S1 dulu. Dia sempat
bilang kayak gini, “Dulu tuh saya pikir kamu itu sombong banget Rin, di liatin
dari jauh muka kamu itu sombongnya minta ampun. Eh gak tahunya begitu dekat
dengan kamu ternyata orangnya miring alias sarap, hahahaha.”
Perkataan temen gue yang ini sedikit
menusuk, bagian belakangnya sedikit gak enak gitu ya. Kesannya gue seperti
pasien dari rumah sakit jiwa yang baru saja sembuh tapi masih menyisakan sakit
jiwa. Perkataan temen gue ini hanya gue sambut dengan tawa membahana, begitu
gue ketawa kenceng banget tiba-tiba saja samar-samar dia bilang “Itu bukan
temen saya kok” sama orang disebelahnya.
Sometimes,
anggapan tentang diri kita menurut versi kita itu sangat berbanding terbalik
dengan anggapan orang lain tentang kita. Kalau gue disuruh menjawab jujur semua
pertanyaan dan pernyataan diatas gue bakalan bilang “Saya itu gak baik, sangat tidak baik. Saya makhluk paling menyebalkan
sedunia, saya itu suka marah tapi gak suka marah-marah didepan orang lain. Saya
jahat, ngeselin, bikin orang sakit hati, bikin orang jengkel, terkadang saya
bisa ngebuat mood orang menjadi sangat jelek ketika bertemu saya. Pokoknya saya
sangat jauh dari apa yang dikatakan orang-orang tentang saya.”
Terkadang
apa menurut kita gak baik justru baik di mata orang lain. Apa yang menurut kita
salah malah benar di mata orang lain. Kita bisa mengatakan diri kita seburuk
apapun yang kita mau, tapi mungkin ketika kita mengatakan diri kita buruk
justru orang lain menganggap diri kita baik atau lebih terlihat sempurna di
mata mereka.
KETIKA KAMU MENGANGGAP DIRI KAMU
BURUK UNTUK ORANG LAIN, JUSTRU ORANG MALAH AKAN MENGANGGAP KAMU BAIK DI MATA
MEREKA. Segala keburukan yang kita katakan tentang diri kita justru baik untuk
orang, malah mungkin dimata mereka kita sempurna.
Pesen gue cuma satu, berhenti
mengatakan diri kalian jahat atau segala perkataan yang mengatakan diri kalian
kurang. Bagi anda mungkin anda tidak sempurna tapi bagi orang lain anda adalah
makhluk yang sempurna. We live not merely for ourselves but for others too.
p.s. waktu lagi nulis ini
teteh gue bentar lagi mau ngelahirin, doain ya biar persalinannya berjalan
lancar, biar ibu sama anak bisa sehat wal’afiat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar